「 1 : First Offense 」

8.3K 699 41
                                        

Hai, Hai!
Kubawa work baru, semoga kalian suka sm cerita ini♥

✿ Our Fate ✿

.

.





Terdengar derap langkah tergesa-gesa dari luar ruangan. Tak berselang lama, pintu ruangan dibuka lumayan kasar oleh seseorang. Muncul sesosok pria dewasa dengan rambut sedikit berantakan akibat berlari dari arah parkiran sampai ruangan yang bertuliskan kepala sekolah diatas pintu depan tadi. Nafasnya memburu, namun ia tidak memiliki banyak waktu untuk sekedar mengatur nafasnya terlebih dulu.

Netra kecoklatannya menangkap sesosok pemuda bersurai hitam pekat berdiri di depan meja kayu kokoh dengan tag headmaster terpajang apik ditengah-tengah meja. Langkahnya dibawa mendekat, tanpa mengalihkan pandangannya dari pemuda yang tengah membuang pandangannya ke lain arah.

“Jadi―apa yang telah terjadi?” Pria berwajah cantik meski keringat mulai membasahi pelipis itu akhirnya bertanya. Rasa penasaran sudah menyelimuti hatinya sedari di perjalanan. Ia khawatir sekaligus marah dengan laporan yang diterimanya melalui panggilan telepon tiga puluh menit yang lalu.

Pria yang terlihat lebih tua diatasnya menatap dengan pandangan serius. “Nyonya Jung, anak anda baru saja berkelahi dengan teman sekelasnya. Bahkan dia memukul temannya sampai tulang hidungnya patah dan kini dirawat di rumah sakit. Maafkan aku, namun ini merupakan pelanggaran serius yang dilakukan olehnya. Kami terpaksa memberinya hukuman, nyonya Jung.” Beliau menjelaskan tujuan dipanggilnya sang wali murid dari satu-satunya murid yang ada di dalam ruangan itu.

Taeyong mengalihkan pandangannya secara cepat. Menatap sang putera dengan pandangan syok yang terlihat jelas diparas ayunya. Sungguh, bagaikan tersambar petir di siang bolong, ia sama sekali tak mengira puteranya dapat melakukan hal seanarkis itu.

Sadar akan kesalahan puteranya, Taeyong tidak punya pilihan selain menyetujui keputusan kepala sekolah untuk menghukum puteranya atas apa yang telah diperbuat olehnya. “Jadi, hukuman apa yang setimpal atas perbuatannya, pak kepala sekolah?”

Ia tidak suka anaknya mendapat hukuman, tapi Taeyong sadar, kesalahan puteranya kali ini diluar batas kewajaran. Ia tidak bisa membela puteranya, Taeyong tidak akan memanjakan anak-anaknya dengan memberi mereka pembelaan ataupun keringanan hukuman.

“Kami memutuskan untuk memberikan Jung Jeno skors selama dua minggu. Karena menurut pembelaan saudara yang bersangkutan, temannya itu sudah menghinanya dan juga keluarganya.” Ucapan kepala sekolah lagi-lagi membuat Taeyong menatap putera bungsunya, Jung Jeno yang kali ini menatap lurus kedepan dengan tatapan dingin.

Taeyong menghela nafas panjang. Ia terima ajuan skorsing dari kepala sekolah. Menurutnya, ini masih lumayan daripada mendapat surat pengeluaran dari sekolah.

Taeyong membungkukkan tubuhnya, meminta maaf sebesar-besarnya atas perbuatan Jeno yang sudah meresahkan banyak pihak dan juga berterima kasih karena tidak menghukum puteranya terlalu berat.

“Aku harap ini pelanggaran berat terakhir yang kau lakukan, Tuan muda Jung. Aku hanya tidak ingin reputasimu jelek dimata teman-temanmu yang lain,” tegur pak kepala sekolah yang kebetulan merupakan teman baik dari kakek Jung. Tentu saja, hal ini akan sampai ke telinga Jung Yunho juga, cepat atau lambat.

Kepala Taeyong seketika pening. Ia harus memberitahu suami serta menjelaskan semuanya pada anggota keluarga mereka yang lain. Tentu saja ini bukan hal bagus untuk dilaporkan. Apalagi bila kakek nenek Jung mengetahui hal ini, apa yang akan mereka pikirkan?

Our Fate 「 The Jung 」Où les histoires vivent. Découvrez maintenant