〰
Vote nya jgn lupa ya mate 😙
〰
✿ Our Fate ✿
.
.
“JUNG JENO! KEMARI KAU, SIALAN!”
Baru juga menginjakkan kaki di lantai tempat kelasnya berada, seseorang menyerukan nama Jeno dengan begitu lantang sampai menarik perhatian banyak siswa yang ada di sepanjang koridor lantai itu.
Jeno, si empunya nama melihat Sujin yang berjalan cepat menuju ke arahnya dengan wajah penuh emosi. Jeno mendengus jengah, merasa bila ini ada kaitannya dengan insiden kemarin.
DhuK
Sujin mendorong pundak Jeno cukup keras. Beruntung Jeno tidak berdiri di ujung tangga lagi seperti insiden yang sebelum-sebelumnya.
“DASAR KAU PENGADU! APA SAJA KEBOHONGAN YANG TELAH KAU LONTARKAN PADA PAMANKU, HAH?!” bentak Sujin dengan nada marahnya yang lantang.
Tak ayal keributan itu mengumpulkan banyak siswa yang dilanda penasaran. Jeno mendengus lelah, merasa bila persoalan ini seperti tak ada akhirnya saja.
“Bisakah kita sudahi urusan ini? Aku lelah. Dan aku tidak mengatakan apa-apa selain ejekan serta tuduhan palsu yang kau lontarkan padaku. Aku berbicara apa adanya.” Jeno berusaha menjelaskan meski ia merasa itu akan percuma.
Benar, Sujin masih tidak terima setelah menerima hukuman atas perbuatannya kemarin. “Brengsek! Kau pasti mengadukan yang tidak-tidak 'kan?! Ternyata kau licik seperti rubah!” tuduhnya lagi.
Jeno terkekeh miris. Benar-benar prihatin pada Sujin dan daya pikir anak itu.
“Terserah. Pada dasarnya kau tidak mempercayaiku jadi buat apa pula aku berusaha menjelaskannya padamu.” Lalu Jeno menepis tangan Sujin yang mencengkram kerah seragamnya. “Minggir. Aku sedang tidak ingin diganggu hari ini.” Jeno memberi peringatan sebelum melenggang pergi dari hadapan Sujin.
Tetapi Sujin yang sudah kepalang kesal dan dendam menarik kerah Jeno dari belakang lalu melayangkan satu bogeman mentah pada sebelah pipi Jeno secara tiba-tiba.
Dhuak
Jeno nyaris terjerembab ke lantai akibat pukulan telak pada pipinya. Darah Jeno perlahan mendidih. Luapan emosi akibat lelah mental dan fisik seketika mengganggu kestabilan emosinya.
“...si....
....habisi anak itu...”
Netra gelap Jeno perlahan menyala merah. Bisikan dari suara asing barusan memicu sesuatu dalam diri Jeno meluap ke permukaan.
“..habisi....anak itu pantas mendapatkan ganjarannya...habisi dia...”
“HABISI!!”
“ARGGGH!!!” Jeno mengerang keras seraya memegangi kepalanya.
Sujin yang hendak memukul Jeno lagi sontak mengurungkan niatnya.
Jeno bersimpuh dengan kedua lutut seraya menutupi kedua telinganya menggunakan kedua tangannya, seakan berusaha untuk tidak mendengar suara asing yang tiba-tiba muncul mengganggu pikirannya.
“A-ada apa denganmu? Hei!” Sujin panik. Belum lagi banyak pasang mata yang menyaksikan mereka berdua di sana.
Reaksi yang Jeno tunjukkan tampak seperti orang yang benar-benar kesakitan. Sujin jadi bertanya-tanya, apa memang pukulannya tadi terlalu kencang?
VOUS LISEZ
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
