〰
So our story begins
〰
✿ Our Fate ✿
.
.
DHUAKKK
BRAK
“UHUK! UHUK!”
“FUCK! LEPASKAN KAMI, SIALAN!”
“DASAR LICIK! BERANINYA MAIN BELAKANG! KENAPA TIDAK LANGSUNG MEMBALAS KAMI DI SEKOLAH, HUH?! KAU TAKUT 'KAN?! UHUK!”
Mark mendengus jengah. Telinganya terasa gatal mendengarkan seruan anak-anak yang telah berhasil ia lumpuhkan.
“Licik? Takut? No, i'm not. Aku hanya menunggu waktu dan tempat yang tepat untuk membalas kalian. Lagipula, kalian yang menyerahkan diri kalian sendiri datang ke tempat ini dalam keadaan sadar. Sama sekali tidak ada unsur paksaan dalam surat yang kukirim pada kalian, benar 'kan?” balas Mark dengan senyum licik terukir di wajah tampannya.
Anak-anak yang terkapar dengan luka lebam di wajah memandangi Mark penuh dendam. Sesuatu berwarna hitam yang mengikat kedua tangan mereka menahan pergerakan mereka dengan kuat.
Mark tertawa geli, melihat anak-anak yang biasa menertawakan dirinya, kini gantian dibuat tak berdaya dengan luka lebam pada beberapa titik diwajah mereka. Bagi Mark, ini belum cukup untuk membalas apa yang telah anak-anak itu perbuat kepadanya.
“Mark..” Suara Hendery terdengar melalui mindlink mereka.
“Ya?”
“Sampai kapan aku harus berdiam diri di sini? Aku bosan hanya menontonmu dari kejauhan.” Terdengar helaan nafas berat dari seberang sana.
Mark tahu Hendery akan dilanda kebosanan menunggui dirinya menyelesaikan urusannya ini tanpa bisa berpartisipasi sama sekali.
“Jangan tunjukkan dirimu. Biar aku yang menangani mereka sendiri.” Ini adalah titah Mark yang tidak bisa Hendery langgar.
Sedari tadi Hendery hanya menonton dalam diam dari balik jendela besar lantai dua yang sudah pecah di beberapa titik, tak begitu jauh dari tempat Mark berada. Meski sedikit kepanasan berdiam diri di atas atap besi seperti ini, Hendery tetap setia bersembunyi di sana alih-alih menjaga Mark yang menghadapi para bajingan cilik itu seorang diri.
Fyi, sekarang mereka sedang berada di sebuah gedung mungkin bekas pabrik yang sudah kosong dan dibiarkan terbengkalai mungkin sudah puluhan tahun lamanya. Letaknya yang berada lumayan jauh dari sekolah tetapi sangat dekat dengan pelabuhan menjadikannya lokasi yang cukup strategis untuk melakukan aksi balas dendam Mark.
Di kawasan ini juga cukup sepi orang lalu lalang, sangat jarang sekali orang melintasi tempat itu, jadi tanpa berpikir dua kali lagi Mark menjadikan tempat ini sebagai lokasi pertemuannya dengan para bajingan cilik sialan yang hobi membullynya.
“Uhuk! Kau―lihat saja! Kalau aku bisa memutuskan ikatan ini! Akan kuhabisi kau sampai mampus, Mark Jung sialan!!” seru salah satu dari anak-anak itu, yang namanya saja Mark tidak hafal.
Well, tidak berguna juga mengingat nama mereka. Kecuali kalau mereka mati, Mark mungkin hanya akan mendengar nama anak-anak itu tetapi tidak dengan wajah mereka.
YOU ARE READING
Our Fate 「 The Jung 」
FanfictionSequel of My Mate "Jaehyun, aku takut terjadi sesuatu pada anak-anak kita." "Jangan khawatir, okay? Kita hanya cukup percaya kepada mereka. Anak-anak kita kuat dan tau cara mengendalikan diri mereka sendiri. Jika suatu saat nanti 'mana' itu mulai m...
