「 23 : Interrogation 」

2.8K 373 15
                                        

Happy Reading~

Selamat Hari Ibu utk Ibu-Ibu hebat💚

✿ Our Fate ✿

.
.





Brak

Pintu kamar Jeno dibuka agak kasar oleh Jaehyun yang baru tiba di mansion. Sang pemilik kamar; Jeno, tengah duduk di pinggir ranjang dengan didampingi oleh seorang dokter yang memeriksa kondisi pemuda itu.

Jaehyun melangkahkan kakinya lebar-lebar. Dokter tersebut bangkit berdiri untuk memberi bungkukan hormat pada Leader dari Klan Jung.

“Selamat sore, Tuan Jung.”

Jaehyun menjawab singkat, “Ya, sore. Bagaimana? Apa kondisi Jeno baik-baik saja?” Pria itu bertanya tanpa basa-basi lagi. “Tidak ada efek samping dari ulah penjahat itu?” Rupanya Jaehyun benar-benar mencemaskan Jeno saat ini.

Dokter tersebut menggeleng kecil namun raut mukanya menunjukkan keraguan yang kentara. “Sejauh ini belum muncul efek samping sama sekali. Jeno anak yang kuat, sekalipun ‘mana’nya berusaha diambil keluar secara paksa, dia tetap bisa menahannya dan tidak langsung jatuh lemas,” jelas dokter itu.

Kemudian dokter itu menambahkan, “Tetapi kami akan terus mengusut masalah ini sampai ke akarnya. Karena sepertinya, memang penjahat itu spesialist dalam hal ini,” asumsi beliau.

Jaehyun memijit pangkal hidungnya. Ada saja tindak kejahatan baru yang dilakukan oleh oknum-oknum berotak jahat itu.

“Kurasa kita tidak perlu mengulur-ulur waktu lagi. Buat saja orang itu angkat bicara, sekalipun dia mati juga kita masih bisa mencari jejaknya yang tertinggal. Aku sudah menyuruh Serim dan beberapa orang untuk menginvestigasi semua informasi menyangkut orang itu. Daddy tinggal meneruskannya saja.” Jeno tiba-tiba angkat suara.

Jaehyun mendesah panjang. Ternyata anaknya lebih cekatan daripada dirinya. “Baiklah kalau begitu. Untuk saat ini, kau hanya perlu beristirahat dulu.”

Tangan besar Jaehyun terulur untuk mengusak rambut Jeno.

“Kau bisa keluar sekarang.” Jaehyun menyuruh dokter itu pergi dan memberinya ruang privasi untuk berbincang dengan puteranya.



.
.



“ARGHHH!!! SAKIT!! TOLONG BERHENTI!! KAU BISA MEMBUNUHKU KALAU BEGINI CARANYA!!”

Jeritan kesakitan itu terdengar menggema di sepanjang lorong ruang bawah tanah yang gelap dan remang.

Krekk

krekk

“AARRGHH! AMPUN! AMPUNI AKU! TOLONG BERHENTI MENYAKITIKU!”

Mengabaikan jeritan dan permohonan ampun Taejun yang sudah bersimbah darah, Taeyong hanya duduk dengan mata menyorot dingin ke arah Taejun tanpa menunjukkan rasa jijik sedikitpun.

Taeyong sudah tidak jijik lagi melihat genangan darah di mana-mana maupun bergidik ngeri menyaksikan bagaimana orang-orang disiksa dengan cara sadis sekalipun atau bahkan lebih parahnya lagi sampai mati.

Khu―a-ayo kita buat kesepakatan saja!!” Taejun tiba-tiba memberikan penawaran, dengan harapan penyiksaan yang diterimanya dapat segera berakhir.

Our Fate 「 The Jung 」Where stories live. Discover now