The Night Before the Battle of Wall Maria

9 4 0
                                    

Gerakan Eren semakin lancar, ia dapat dengan mudah menangkis dan menghindar dari serangan Garou. Latihan yang Eren jalani, mulai membuahkan hasil ia mulai paham dengan latihan berat yang ia jalani itu.

Di pertarungan nanti, ia tidak mungkin berkata entar, atau sebentar pada lawannya, tidak peduli bagaimana lawan nya nanti, apapun yang terjadi ia harus siap.

"Bagaimana, apa gerakan ku sudah semakin bagus?" Garou tersenyum kecil, ia seperti melatih bocah norak yang selalu ingin di perhatikan. "Begitulah, sudah ada peningkatan." Mendengar hal itu, Eren tersenyum, ia memasang kuda kudanya. "Kalau begitu mari kita--"

"Aku juga mau." Garou dan Eren menatap ke arah Mikasa yang memasuki area latihan. "Mau apa?" Garou tau apa yang Mikasa inginkan, tapi sejujurnya ia malas melakukan nya.

"Aku ingin berlatih teknik bela diri seperti Eren, tolong ajari aku." Garou menghela nafas pasrah, ia ingin sekali menolaknya, tapi. "Hahhhhh aku capek, aku ingin sekali tiduran." Garou langsung merebahkan tubuhnya di atas rumput yang halus.

"Tidak ada kata capek capek, semua itu harus cape untuk hasil yang maksimal." Eren dan Mikasa kenal dengan suara itu, mereka langsung menatap ke arah sumber suara. "Historia?" Mereka membungkuk sedikit untuk memberi rasa hormat kepada ratu mereka.

Merasa tidak enak, Historia hanya tersenyum kecil. "Ah jangan seperti itu, kita anggep pertemuan kali ini sebagai seorang sahabat." Eren dan Mikasa menyambut kedatangan Historia, walaupun dari segi wajah Historia sudah nampak berbeda, ia sudah lebih dewasa dari sebelumnya.

"Kenapa kau tiba-tiba kesini? Apa kau tidak ada pekerjaan?" Historia berjalan ke sebelah Mikasa, ia seolah-olah mencari alasan. "Pekerjaan mah selalu ada, tapi aku minta waktu istirahat di percepat agar aku bisa keluar sebentar."

"Kenapa kau bisa tahu kami berada disini?"

"Karena ada pengawal ku yang selalu memberi tahu kabar tentang kalian." Historia tersenyum ketika mengatakan itu, ia merasa senang selalu mendapatkan kabar tentang teman temannya.

"Garou, aku ingin sekali melihat teknik bela dirimu, sebelum nya aku ingin mempelajari nya, tapi waktu begitu cepat, sudah 4 bulan sejak penyerangan di Orvud. Jadi apakah kau mau, mengajari Mikasa teknikmu?" Garou hanya bisa pasrah, ia berdiri dengan malasnya. "Iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya iya-iya----"

"Iya sekali itu udah cukup!" Historia kesal, ternyata sifat Garou yang konyol itu masih belum berubah. Garou menghampiri Mikasa, ia menyuruh Mikasa memasang kuda kudanya.

Lalu Garou menyuruh Mikasa mengikuti gerakan dasarnya, tapi melihat potensi Mikasa, ia hanya mengajarinya pola dasar bela diri yang hanya bertahan dari serangan dadakan. "Pola bertarung mu, mirip Jujitsu, tapi ada satu waktu dimana kau seperti Judo."

Mikasa ga paham maksud dari perkataan Garou, ia hanya memiringkan kepalanya. "Maksudnya itu, kau bisa menggunakan tangan kosong dan senjata, tapi kalau di lihat bagaimana cara kalian bertarung, kalian lebih cocok seperti jujitsu. Mau bagaimana lagi, aku akan mengajarkan tentang judo, tentang jujitsu mungkin itu tergantung bagaimana pengalaman mu menggunakan senjata."

Garou membentuk kuda kuda pertahanan, sedangkan Mikasa membentuk kuda kuda menyerang. "Kau duluan." Mikasa menyerang Garou, dengan cepat Garou membelokkan serangan tersebut, sehingga bagian depan Mikasa kosong. "Kalau kau hanya fokus menyerang, musuh akan tahu kelemahan mu."

Mikasa kembali menyerang kali ini ia memutar tubuhnya dan menggunakan kakinya. "Sama seperti sebelumnya, usahakan gunakan gerakan seminimal mungkin, agar gerakan itu mendapat hasil yang maksimal."

Mikasa menjauh sedikit, ia harus fokus menyerang sekaligus bertahan. Mikasa berlari, ia memasang kuda kudanya di hadapan Garou, terjadilah adu pukulan antara keduanya.

 OMINOUS THE FUTUREWhere stories live. Discover now