Jiyuu no Tsubasa

88 11 2
                                    

Matahari mulai meninggi, sinar matahari menerangi hamparan rumput yang sangat luas. Para anggota yang sedang tidur di atas rumput, terbangun karena matahari sudah mulai menyinari wajah mereka.

Mereka semua mencoba mengumpulkan kesadaran dari mimpi yang indah kembali ke dunia yang kejam. Mereka semua merenggangkan tubuhnya, mata mereka mengerjab. Terlihat hanya Levi yang sedang termenung, menatap api unggun yang sudah padam entah sejak kapan.

Levi melirik mereka satu persatu. "Sudah bangun? Bersihkan diri kalian." Levi bangkit menuju markas, sebelum itu ia melirik lagi ke arah belakang. "Jangan lupa bersihkan sisa api unggun itu."

Mereka semua mengangguk, Oulo, Gunther, Petra dan Erd, sudah bersiap-siap kecuali Eren dan Garou. Mereka masih terlelap tidur tanpa sadar hari sudah mulai terang. Mereka ingin membangunkan Garou, tapi rasa tidak enak muncul di benak mereka. Berkat Garou, mereka bisa makan daging dengan puas.

Tapi mau tidak mau, harus di bangunkan. "Garou, Eren bangun lah hari sudah pagi." Dengan beberapa kali guncangan kecil, mereka berdua mulai terlihat membuka matanya, melirik kesana kemarih, sambil mengucek matanya.

"Sudah pagi ya." Ucapnya yang menguap, ia pun berdiri. "Yauda kalian berdua bersihkan diri kalian, sisanya biar kami yang bereskan." Eren dan Garou berjalan ke arah markas. Gunther memegang bahu Garou, membuat Garou berhenti sejenak. "Terima kasih."

***

Setelah mandi, Eren dan Garou terlihat sangat fit, tubuh mereka berdua terlihat sangat kuat. Garou yang mendapatkan makanan yang mengenyangkan perut, membuat dirinya bersemangat kembali.

Garou menatap Eren yang tengah mengepel lantai, Garou menghampiri Eren. Tanpa merasa bersalah ia berdiri di hadapan Eren yang tengah mengepel lantai nya.

Eren terkejut. "Oi kenapa kau berdiri disitu, aku baru saja mengepel lantai nya, kau tahu?!" Eren emosi, orang paling menyebalkan menginjak lantai yang baru beberapa detik ia pel.

Garou menatap kebawah, sepatu yang ia kenakan seperti sedikit kena rembesan air bekas pel nya belum kering. Garou merebut pel yang ada di tangan Eren. "Baka, jika kau ingin cepat bersih, kau harus tekan seperti in- eh." Tanpa sadar, Garou menekan pel nya hingga patah.

Eren melongo, pel yang ia gunakan semakin pendek, ia pun tersulut emosi, langsung membentak Garou. "Oi sialan, apa yang kau lakukan hah?! Kenapa kau patahkan alat pel nya?!" Eren menatap tajam Garou, terlihat jelas dia sedang marah.

"Hahhhhh?! Aku hanya mencoba membantumu, lagi pula ini bukan salah aku, alat pel nya saja yang terlalu rapuh!" Ucap Garou yang tidak mau di salahkan. "Hah?! Jelas jelas kau mematahkan nya, kenapa kau mengelak hah?!"

"Hahhhhh?! Di bilang alat pel nya yang rapuh. Ga si memang aku terlalu kuat!"

"Bodoh! Alasan macam apa itu!? Pokoknya kau harus bertanggung jawab untuk mengepel seluruh lantai yang ada di markas ini!"

"Bodoh! Itu sudah tugasmu, nih pegang!"

"Kau yang bodoh jangkung! Kau harus bertanggung jawab!"

"Apa?! Kau yang di beri tugas untuk mengepel lantai pendek!"

Mereka berdua terlibat cekcok, Levi hanya menyandar dirinya di sisi tembok tidak jauh dari mereka. Ia terlihat jengah, melihat kedua bocah yang tengah dalam masalah besar, menurut mereka berdua.

 OMINOUS THE FUTUREWhere stories live. Discover now