Worry

26 8 0
                                    

"Kau mengajari ku tentang kejahatan, kenapa kau tidak mempraktekkan apa yang kau ajarkan padaku. Sekarang bunuhlah dia!"

"Suara siapa si, kenapa ada suara di kepala ku? Siapa kau, apa maumu? Apa kau seorang pengguna telekinesis?"

"Kenapa kau tidak melakukan seperti apa yang kau ajarkan padaku? Lakukanlah! Bunuh dia! Tunjukkan kepada ku apa itu kejahatan!"

"Cih, siapa kau berani memerintahku, tunjukkan batang hidung mu sialan!"

"Kau mengajariku, bagaimana cara menghancurkan dunia yang tidak adil!"

"Uhuk!...." Hanji terkejut melihat Garou memegang Annie dengan mencekiknya. "Garou, jangan bunuh dia!" Ia menghampiri Garou, berusaha menahan Garou untuk tidak membunuhnya. "Garou, apa yang kau lakukan!" Jean dan Armin menghampiri Garou.

"Annie, ternyata aku salah. Sudah terlambat untuk meminta maaf padamu. Tapi, hanya satu saja... Permintaan ku, kau boleh memusuhi satu dunia, meski seluruh dunia memusuhi mu. Ingatlah, hanya ayah yang akan memihakmu! Karena itu berjanjilah, kalau kau akan kembali!"

Annie membuka matanya, ia melihat Garou yang sudah tidak memperdulikan apapun. Ia menyadari kalau Garou akan membunuhnya sekarang. "Ahhh, aku akan mati kah. Kematian yang sangat mengenaskan, aku akan mati di tempat ini. Tidak, aku tidak akan mati. Aku.... Akan kembali......"

Garou mengepalkan tinjunya, ia bersiap memberikan serangan terakhir sebagai hadiah untuk Annie karena sudah menjadi lawan bertarungnya.

"Hah! Garou jangan bunuh dia!"

SLASH! BUGH!

"EH?" Hanji terkejut, tangan Garou tiba-tiba kepotong lalu tersungkur ke tanah. "Levi?" Levi menatap sinis Garou, apa dia budeg untuk tidak membunuhnya.

"Cih, menyebalkan." Ia menatap Annie yang tengah terduduk lemah, ia ingin sekali menebas Annie kali ini. Tapi ia di perintahkan untuk menyelamatkan nya, karena ada hal penting yang ingin di tanyakan.

"Padahal aku ingin sekali menebas kepala mu, sayangnya aku tidak berhak melakukan itu." Annie yang mendengar ucapan Levi, tersenyum sinis. "Kenapa?"

"Kenapa memangnya jika kau tidak berhak, bukankah semuanya berhak. Bahkan aku pun berhak untuk melakukan apapun yang aku mau!" Annie menatap Levi dengan seringai tajam.

Tubuh Annie mengeluarkan cahaya yang cukup terang, dari kaki Annie mengeluarkan cairan seperti kristal. Cairan itu terus menggumpal hingga menutupi semua bagian tubuhnya.

"Cih, ternyata dia tidak sebodoh itu ya. Dia melindungi informasi dengan cara mengeraskan tubuhnya."

Levi menatap ke arah Garou, ia melihat Garou sudah tersadar. Garou berusaha bangkit, ia menepuk-nepuk kepalanya yang pusing. "Hmm, apa yang terjadi? HAHHHH? Kenapa tangan kananku terpotong?!"

Levi hanya melirik Garou, ia tidak peduli dengan apa yang ia lakukan tadi. Garou menatap Levi yang ada di depannya, ia melihat pedang Levi berlumuran darah, ia tahu siapa yang memotong tangannya.

"Oi, kenapa kau memotong tangan ku?" Levi menatap ke arah depan, ia tidak menatap Garou sedikit pun. "Jika tidak ku potong, kau akan membunuh Annie." Garou sedikit kebingungan, ia membunuh Annie. Dia bahkan belum pernah membunuh satu manusia pun.

"Apa yang kau bicarakan? Aku sama sekali tidak berniat membunuh....." Garou melihat Annie di dalam sebuah kristal. "Kenapa dia di dalam situ?" Levi tidak menanggapi Garou, ia berjalan menghampiri Annie.

Hanji menepuk pundak Garou, ia merasa kasihan Garou hanya mempunyai satu tangan. "Yah yah, maafkan dia ya, walaupun ekspresi dia seperti itu, dia tetap punya sifat kemanusiaan kok, kayanya."

 OMINOUS THE FUTUREМесто, где живут истории. Откройте их для себя