Rise

29 8 0
                                    

Suasana hening, bukan hening cuma Garou bingung kenapa dia di panggil Om-om. "Awas Garou!!!!." Garou menatap ke arah teriakan Hanji, kaki Titan Annie tepat berada di atas nya.

DUAR!

Annie menginjak Garou dengan sangat keras, kepulan asap sangat tebal karena Annie menginjak dengan puing yang Garou tahan. "Dia tidak akan selamat." Gumam Hanji yang melihat kejadian itu.

Di balik kepulan asap, Garou melompat dengan memegang bocah perempuan di tangan kirinya. "CK!" Garou berdecak, sudah berapa kali ia mendapat serangan dadakan seperti ini.

Annie mencoba memukul Garou, ia harus mengambil resiko besar untuk keselamatan dirinya. Garou menghindar dengan indahnya.

Garou berlari di atas bangunan. "Hanji-Buntaichou Annie mengejar Garou." Hanji menganggukkan kepalanya. "Biarkan saja, kita akan mengalahkannya disini. Biarkan dia terpancing mengejar Garou, kita akan menyerangnya ketika dia lengah."

Jean bermanuver mendekati Hanji. "Buntaichou, tapi Garou membawa seorang anak kecil."

"Iya aku tahu, tapi tenang saja, anak itu akan aman. Mungkin." Garou hanya bisa menghindari serangan Annie, ia sedikit kerepotan karena harus membawa bocah di tangan kirinya. "CK, kalau begini terus aku akan terpojok." Serangan Annie begitu cepat, membuat rumah-rumah yang Garou melewati hancur berantakan.

Garou terus berlari, darahnya semakin mengalir dengan deras. Annie kebingungan kenapa stamina Garou tidak berkurang, ia merasakan gerakan Garou semakin cepat.

Garou berhenti ia melempar anak kecil itu ke udara. "tunggu sebentar." Ia melompat ke arah Titan Annie. Tangan kanannya terkepal kuat.

Annie mengikuti pergerakan Garou, ia akan membalas serangan Garou.

Explonding Heart Release Fist

DUAR!

Serangan Garou dan Annie beradu cukup kuat, shock wave nya membuat pergerakan pasukan pengintai sedikit terhambat. Garou melompat tinggi, ia menangkap bocah yang tadi menangis, sekarang diam tak bersuara. "Oi, kau baik baik saja?" Bocah itu hanya mengangguk tanpa menatap Garou.

Garou menjauh ke arah Hanji, Annie yang melihat hal itu mengambil kesempatan untuk lari. "Annie lari!" Teriak Jean, para pasukan pengintai berusaha mengejar Annie. "Garou." Hanji mendekati Garou yang sedang duduk di atas atap.

"Kau baik baik saja?" Tanya Hanji, Garou menurunkan bocah tersebut, yang keliatan nya sedang shock gara gara Garou melemparnya.

"Ga baik baik. Terlebih lagi anak ini diam saja, padahal tadinya menangis." Hanji mendekati anak itu, ia mengelus pelan kepalanya. "Nak, tidak apa kau aman sekarang."

Anak itu menelan ludahnya, ia berusaha mengeluarkan suaranya. "A-aku tadi pe-perasaan seperti se-sedang terbang." Ucapnya sedikit terbata bata. Hanji menepuk keningnya, ia sedikit terkekeh karena Garou melemparnya begitu saja. "Yauda dimana rumahmu, dimana orang tuamu?" Anak itu menggeleng, ia seperti tidak tahu. "Baiklah, Moblit bawa anak ini ke tempat evakuasi para warga. Aku dan Garou harus mengejar Annie." Moblit mengangguk paham. "Baik." Serunya.

Hanji menatap Garou, ia sedikit terkejut dengan tangan Garou yang mengeras seperti kristal. "Wahhh Garou!" Hanji memegang tangan Garou. "Kenapa tanganmu seperti ini, hihihi!" Garou sedikit jijik dengan tampang Hanji, ia terheran-heran dengan tingkah Hanji.

Ia menarik kembali tangannya. "Nora, aku hanya mengcopy tekniknya. Sudahlah wanita itu mencoba kabur." Tunjuk Garou, Annie semakin mendekati tembok.

Hanji tersadar, ia menatap arah yang Garou tunjuk. "Ah, pasti dia mencoba memanjatnya!" Hanji segera bermanuver, Garou mengikutinya dengan berlari di atas atap.

 OMINOUS THE FUTUREWhere stories live. Discover now