Female Titan

80 12 0
                                    

MAJU

Gerbang tembok terbuka, kuda para pasukan pengintai mulai berlari ke arah luar tembok, mengikuti perintah komandan mereka.

Semuanya sudah terencana dengan matang, tapi tidak ada yang tahu bagaimana hasil akhirnya. Mereka semua hanya berkeyakinan selamat hingga pulang.

Hanji melirik ke arah kiri. "Ada Titan setinggi 10 meter. Aku sangat ingin tahu apa yang ada di dalam perut mereka, tapi aku akan menyerahkan nya pada tim pendukung."

2 orang segera bermanuver untuk membunuh Titan itu. Mereka semua berkuda secara berkelompok yang sudah di tentukan..


"Pak, bisakah mereka.... dapatkah teman seangkatan ku mengalahkan Titan?" Ujar Eren kepada Oulo. "Huh? Apa yang telah kau lakukan bulan lalu?" Eren hanya tersentak kecil.

"Dengar, bocah.... Bagian yang paling penting dari sebuah ekspedisi adalah bagaimana kau menghindari pertempuran dengan Titan..." Oulo mengigit lidahnya.

Setelah beberapa saat, mereka keluar dari bangunan tua yang sudah tidak ada penghuni nya. Erwin merentangkan tangan kirinya. "Lakukan formasi pengintai." Ujar Erwin.

Mereka semua memisahkan diri, dengan tugas masing-masing, kecuali Squad Levi. Eren memfokuskan dirinya untuk misi kali ini, ia berinisiatif untuk menjadi lebih kuat.

Para barisan sudah mulai berpencar setelah melewati rumah yang tak berpenghuni.

***

Deretan 3-3: Relay
"Garda depan menyebar ke berbagai setengah lingkaran. Tapi tetap dalam jangkauan visual satu sama lain. Posisi kan dirimu pada interval yang tetap. Perluas pengintai dan pesan berkisar menyampaikan sejauh mungkin."

Baris 5-Tengah: siaga

Baris 2-5: Relay

Baris 3-4: Relay

Baris 2-4: Relay

***

Baris 2-4: Relay
Armin tengah membawa kuda, sembari memperhatikan sekitarnya. Matanya tak lupus mengamati keadaan sekitar nya. Tidak ada jawaban pasti aman, yang ada pasti bencana.

Armin tiba tiba fokus ke arah kirinya, ia seperti mendengar sesuatu. Kuda yang ia bawa pun seperti merasakan hal yang sama. Secara tiba-tiba burung yang ada di atas pohon terbang menjauh.

Armin mulai sedikit panik dengan keadaan sekitar nya. "Kita akan baik baik saja. Tenang!" Gumam Armin dalam batin.

Dari sisi sebelah kanan, ada suara tembakan. Saat Armin melihat, itu tembakan asap berwarna semu pink.

Beberapa anggota pasukan pengintai juga melakukan hal yang sama, memberi sinyal kepada satu sama lain. Erwin menembak sinyal hijau, menandakan harus mengubah rute sedikit, menghindari Titan yang ada di depannya.

Setelah beberapa saat Armin berkuda, ia melihat di sisi kanan nya lagi, asap hitam. Armin sedikit terkejut, ia pun menembakan sinyal asap yang sama.

Dari dalam hutan, keluar Titan abnormal yang sedang berlari, entah siapa yang di kejar. Ness dan Sys mendekati Titan tersebut. "Sys, pergilah ke lehernya." Ujar Ness.

 OMINOUS THE FUTUREWhere stories live. Discover now