This Is My Mission?

12 7 3
                                    

Setelah satu jam, mereka sampai di distrik Orvud, sambil menahan suara dengkuran dari seseorang yang tidur begitu lelap di pangkuan Historia.

Hange merelakan dirinya untuk duduk, walaupun bagian kanan pundaknya masih terasa sakit, ia hanya ingin Garou merasakan tidur yang di impikan. "Kalau aku jadi sudah ku lempar dari tadi." Historia hanya terkekeh pelan, ia tahu kuping mereka sudah pengang.

"Baiklah mari kita turun." Hange turun di bantu Moblit untuk di bawa ke ruang perawatan.

Historia berbisik kepada Garou. "Garou bangunlah, kita sudah sampai." Secara perlahan mata kuning milik Garou, mulai terbuka. Hal yg pertama Garou lihat, adalah hijau sedikit biru dari Historia.

Levi turun dari kuda nya, ia sedikit mengusap kepala kudanya. Seorang bawahan dari utusan Erwin menghampiri Levi. "Semuanya di harapkan segera berkumpul di aula, sebentar lagi di mulai rapat pembahasan strategi."

"Baiklah." Jawab Levi.

Historia baru turun dari kereta, setelah di tahan oleh Garou. Levi langsung memanggil nya, membuat teman teman yang lain menghampiri. "Historia, aku lupa memberitahu mu. Ada sesuatu yang harus ku beritahu!" Historia berdiri tegak menghadap Levi, membuat suasana sedikit menjadi tegang.

"Ini perintah dari Erwin, setelah pertempuran ini berakhir, karena kamu penerus sah dari keluarga kerajaan, kamu akan menjadi ratu!" Ucapan Levi, membuat teman teman Historia kaget. Sehingga Sasha tidak percaya. "Historia menjadi ratu?!"

"Kudetanya memang berhasil, tapi para penduduk takkan mau menuruti pemimpin yang berada dari polisi militer. Kita harus terus menyebar kisah, kalau pewaris sejati telah merebut tahtanya dari si Raja Palsu." Mendengar ucapan Levi, terbesit keraguan di hati Historia. Ia tidak tahu apakah dirinya yakin. "Aku...." Ucap Historia pelan.

Levi masih menatap Historia, ia tahu kalau gadis ini ragu, tapi ia yakin kalau gadis ini akan melawan keraguan nya. "Aku....."

Tanpa rasa bersalah, Garou berdiri di samping Sasha dengan tangan kanan menyuap roti, dan tangan kiri memegang beberapa potong. Sasha yang berada di sebelahnya sontak terkejut, membuat air liurnya keluar karena tergoda dengan keharuman roti tersebut. "Adwa apwa ramwe ramwe?" Garou masih mengunyah roti itu.

Sasha tersadar, ia menggeleng kepalanya. "Oi Garou, ini bukan saatnya untuk makan!" Sasha berusaha tegas, walaupun tangan nya ingin sekali mengambil roti itu. Garou menelan dulu roti yang ia kunyah. "Tenang lah, aku hanya memakan sedikit."

Levi berdecak, ia merasa kesal dengan manusia satu ini, ingin sekali ia menebas leher nya. "Dasar babi kelaparan, otakmu isi nya hanya makanan saja." Ucap Levi yang sudah muak dengan tingkah Garou.

Garou hanya tersenyum sinis menatap Levi, ia tak terlalu memperdulikan perasaan kaptennya. "Terserahlah." Historia menatap Garou, jauh di dalam hati nya, sesuatu yang membuat hati nya kacau, akan tenang ketika melihat Garou.

Historia menarik nafasnya, ia mengepalkan tangannya. "Aku mengerti, misiku selanjutnya menjadi ratu, ya? Aku mengerti! Aku sudah paham sekarang, mau itu di paksa atau tidak, pada akhirnya yang memutuskan adalah aku. Begitulah menurut ku. Tapi Heichou, aku memiliki syarat, biarkan aku yang menyelesaikan urusan dengan takdirku."

Levi menatap tajam ke dalam mata Historia, ia senang kalau gadis ini telah melawan keraguan hatinya. "Begitu ya, lakukan lah tugasmu." Historia mengangguk ia berjalan ke arah gudang persenjataan.

"Semuanya pergi ke dalam." Levi berjalan ke dalam aula, di ikuti yang lain. Garou masih berdiri memakan sisa rotinya. Connie yang melihat hal itu, sedikit berbalik arah. "Ayo Garou."

Garou masih berdiri mematung, ia hanya menatap Connie sambil mengunyah rotinya. "Apa yang kau tunggu?" Connie menghampiri Garou, yang tengah menelan suapan terakhir.

 OMINOUS THE FUTUREWhere stories live. Discover now