"Ashraf belum pulang ya, Bu?" Rine duduk di kursi bar.

"Belum, Mbak." Ucap Bu Eka yang sedang menyiapkan menu sarapan.

Rine pun berdecak. Ia akan mencoba bertanya pada Frans nanti.

***

"Emang dia ada urusan apa sih, Frans?! Sepenting itu kah sampai-sampai dia nggak pulang?!" Pagi ini Rine benar-benar sangat kesal. Bahkan di ruangan kerjanya Ashraf tidak ada.

"Soal itu ... saya ... kurang tau, Bu." Frans menunduk, meski pun dirinya kini tahu dimana keberadaan Ashraf, tapi Frans sadar itu bukan kapasitas dirinya untuk memberitahu hal tersebut kepada Rine.

"Kamu 'kan sekretarisnya! Masa iya dia nggak ngasih tau kamu apa-apa!"

"Tadi pagi saya cuma ditelfon Pak Ashraf untuk handle kerjaan dan pospone beberapa meeting aja, Bu."

Rine mendesah frustasi. "Yaudah. Langsung kasih tau saya kalau dia hubungin kamu lagi."

Frans mengangguk patuh. "Baik Bu ...." ia pun keluar dari ruangan Ashraf.

Sementara itu, Rine yang masih belum menyerah kembali berusaha menghubungi Ashraf lagi. Lelaki itu bahkan tidak membaca pesannya, panggilan Rine juga tidak dijawab. Tapi pagi ini dia malah menghubungi Frans alih-alih memberi kabar kepada Rine. Sungguh, Rine sangat dongkol.

Apa jangan-jangan dia sedang bersama Jessica?

***

Ashraf sampai di rumahnya ketika hari sudah malam. Pakaiannya masih sama seperti kemarin. Ia berjalan dengan langkah lelah. Ketika di lorong rumah, langkahnya terhenti saat melihat Rine yang tiba-tiba muncul. Ia terdiam sejenak lalu perlahan menghela napas. Melihat ekspresi marah Rine, sepertinya Ashraf tahu apa yang selanjutnya akan terjadi.

"Kamu dari mana aja sih? Emang sesusah itu ya balas chat aku? Kamu nggak ada waktu kah untuk angkat telfon aku?"

Rine yang sudah sangat emosi setengah mati masih berusaha menahan agar tidak meledak-ledak. Melihat Ashraf yang tidak merasa bersalah sama sekali membuatnya makin memanas hingga matanya berkaca-kaca. Ia merasa, sepertinya hanya dirinya saja yang merasa kelimpungan tiap kali sikap Ashraf berubah. Ashraf bahkan tidak akan pernah mengerti, betapa frustasinya Rine sepanjang hari ini memikirkan Ashraf dengan segala prasangkanya.

"Aku seharian ini mikirin kamu loh. Bukannya kemarin aku udah bilang buat kabarin aku? Tapi apa? Kamu malah ngilang gitu aja, bahkan nggak pulang ke rumah!" Kedua tangan Rine mengepal, ia semakin kesal melihat Ashraf yang tak bereaksi apapun, ia seperti tidak ada niat untuk membela diri atau sekedar menenangkan Rine.

"Kasih aku waktu sebentar. Nanti aku jelasin semuanya." Ashraf melanjutkan langkah melewati Rine yang masih bergeming.

"Kamu anggap aku apa sih sebenarnya?" Suara Rine mulai bergetar. "Cuma pelampiasan nafsu doang? Iya?!"

Ashraf kembali terhenti. Ia memejamkan mata sebelum akhirnya menoleh menatap Rine yang kini sudah berbalik menghadapnya. Mata Ashraf melirik Rine tajam, ia tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Rine.

"Jaga bicara kamu, Rine."

"Memang begitu 'kan kenyataannya?"

Hot and ColdWhere stories live. Discover now