Chapter 21

1.1K 110 7
                                    

Setelah berpikir dan mempertimbangkan, Rine memutuskan untuk melanjutkan apa yang sudah ia mulai. Rine tidak akan menyerah begitu saja. Menangis, pasrah dan berusaha melupakan Ashraf? Oh tidak. Rine tidak akan melakukannya. Enak saja, Ashraf sudah membuat Rine jatuh cinta sejatuh-jatuhnya, dia malah dengan mudahnya melarang Rine untuk mencintainya.

Lihat saja, bagaimana Rine nanti akan membuat Ashraf mencintainya sampai ia tak berdaya.

"Gimana, Rine? Which one do you like?"

Rine menoleh saat Bella muncul, kini ia sedang berada di butik. Rine tersenyum, ia pun menunjuk strap dress merah yang sewarna dengan lipsticknya.

"Pilihan bagus, Rine. Cocok dengan kamu. Sexy and elegant."

Senyum Rine semakin lebar. "Anyway, Bells ...."

"Ya?"

"You said that you and Ashraf have been friends since childhood, right?"

Bella mengangguk.

"Aku ingin tahu lebih banyak tentang dia."

Dahi Bella sedikit mengerut, ia tak mengerti.

"Aku dan Ashraf itu dijodohkan, kita belum terlalu lama mengenal. So yeah, banyak yang harus aku cari tahu tentang dia, yang mustahil bisa aku dapatkan dari Ashraf sendiri. Kamu pasti tahu bagaimana dia."

Penjelasan Rine membuat Bella tersenyum seraya mengangguk-angguk. "You must be confused with him? Nggak banyak bicara, sikapnya sulit dimengerti lagi." Bella menggeleng-geleng. "Kind of annoying mysterious character."

Mata Rine melebar. Benar. Ia sangat setuju dengan Bella. "Right? You know what's funny? Since the first day of marriage, dia itu sudah sok protektif dengan aku, suka melarang ini itu, dan sangat perhatian. Giliran aku sudah jatuh cinta, Ashraf malah menjauh. Salah siapa coba, kalau pada akhirnya aku cinta sama dia?"

Bella terkekeh mendengar keluhan Rine. Ia bisa melihat bagaimana frustasinya wanita itu. Memang bukan salah Rine kalau akhirnya dia jatuh hati pada Ashraf. Wanita mana pun pasti akan merasakan hal yang sama jika berada di posisinya. Apalagi cara Ashraf memperlakukan seorang perempuan itu sangat baik. Sejak dulu mengenalnya, Bella tidak pernah mendengar Ashraf memiliki masalah atau rekam jejak buruk dengan perempuan. Tidak ada satu pun mantan pacar Ashraf yang pernah berbicara buruk tentangnya. Orang yang mengenal Ashraf selalu mengatakan bahwa dia adalah pria yang sangat baik, dan siapapun yang bersanding dengannya pasti sangat beruntung.

"He's been through a lot of things, Rine. Dia tumbuh dengan keluarga yang tidak utuh. Ibunya sudah meninggalkan dia sejak kecil. Ayahnya, adalah sosok yang dingin dan sibuk bekerja. Ashraf selalu sendirian. Mungkin, itu yang menjadi alasan Ashraf sulit mengekspresikan emosinya. Dia selalu memendam segala hal-nya sendiri." Bella menatap Rine yang diam mendengarkannya. "Bahkan saat dia gagal menikah, esok harinya Ashraf bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Padahal jika kita ada diposisi itu, mungkin kita akan mengurung diri berhari-hari, sibuk menangis dan menarik diri dari banyak orang." Bella menggelengkan kepala. "Tapi tidak dengan Ashraf. Dia sudah terbiasa memendam masalahnya seorang diri."

Rine menundukkan pandangannya. Selama ini Rine hidup dengan orang-orang yang selalu mendengarkan keluh kesahnya. Rine bisa dengan mudah bercerita kepada orang lain, bahkan terkadang sampai over sharing. Semudah itu Rine mengungkapkan emosinya. Tapi ternyata, ada seseorang yang seperti Ashraf, lebih suka memendam dan memikul masalahnya sendiri. Apakah dia baik-baik saja? Bukankah itu akan sangat berat jika terus menerus ditumpuk?

"Is it okay kalau aku membahas hubungan Ashraf yang dulu?"

Rine langsung mengangguk. "Go ahead."

Hot and ColdWhere stories live. Discover now