"Rine? Kamu baik-baik aja?" Ashraf menyentuh bahu Rine membuat wanita itu mendongak.

"Bu, biar kami saja yang membereskan." Beberapa waitress lain datang untuk membantu.

Ashraf pun membantu Rine untuk berdiri, tatapannya bergerak memeriksa kondisi Rine, memastikan apakah dia baik-baik saja.

"Aku baik-baik aja," lirih Rine seraya menyentuh tangan Ashraf yang berada di bahunya.

Ashraf pun menatap wajah Rine yang masih terlihat shock, ia lalu merangkul Rine dan membawanya kembali duduk di kursinya.

"Are you okay, Rine?"

Tatapan Rine beralih pada Jessica yang duduk di hadapannya. Wanita itu terlihat khawatir. Rine pun terdiam cukup lama, kedua tangan Rine yang berada di pangkuan pun lantas meremas gaunnya, dalam hatinya Rine menyalahkan Jessica. Andai saja dia tak muncul di depan Ashraf, insiden itu pasti tak akan terjadi.

"Aku baik-baik aja," ucap Rine seraya mengalihkan pandangannya.

Dua teman Ashraf yang lain pun pergi ketika orang lain menyapa mereka, akhirnya kini tersisa Ashraf, Rine, dan Jessica yang masih duduk menikmati minumannya. Suasana di meja itu pun seketika terasa dingin, terlebih Rine sendiri masih berusaha menahan rasa kesalnya.

"Mau pulang?" Ashraf bertanya seraya menatap Rine penuh perhatian, tapi Rine tak menjawabnya, ia justru menatap Jessica.

"Ternyata benar ya kata kamu, kita jadi sering ketemu." Tatapan Rine tajam, namun bibirnya mengulas tipis palsu.

Jessica yang semula memandang ke arah lain pun mengalihkannya kepada Rine. Ia meletakkan minumannya dan perlahan bibirnya membentuk senyuman.

"Jangan bosen ya Rine? Soalnya, kenalan Ashraf itu pasti kenalan aku juga. So yeah, we will see each other often."

Senyuman Rine semakin melebar hingga matanya menyipit, dalam hatinya ia sangat berang, rasanya ingin sekali berteriak di telinga Jessica untuk tidak bertemu atau mendekati Ashraf lagi.

"Rine? Ayo." Ashraf menggenggam satu tangan Rine, ia mengajak Rine untuk beranjak. Akhirnya Rine pun hanya menurut.

"Kita pulang duluan," ucap Ashraf kepada Jessica yang terdengar hanya untuk formalitas.

"Oke, take care." Jessica menatap Ashraf dengan senyumannya, hal itu lantas membuat Rine muak.

Di dalam mobil, Rine hanya terdiam menatap keluar jendela. Ia memikirkan, apakah sikapnya itu terlalu berlebihan? Tapi, wajar bukan kalau Rine merasa tidak suka? Apalagi Jessica itu mantan kekasih Ashraf. Normal bukan, jika Rine merasa tak nyaman dengan kehadirannya? Terlebih mereka itu punya masa lalu yang panjang. Rine yakin, siapapun akan merasakan hal yang sama jika berada di posisinya.

Lamunan Rine buyar ketika Ashraf menggenggam satu tangannya. Ia pun melirik lelaki itu, pandangannya fokus ke depan sementara tangan kanannya memegang setir mobil.

Perlahan Rine tersenyum, perasaannya pun sedikit demi sedikit mulai tenang. Setidaknya Ashraf masih di sampingnya, ia masih memperhatikannya, dan yang lebih penting, hanya Rine yang dapat menggenggam tangannya, memeluk tubuhnya, dan tidur di ranjang yang sama dengannya.

Hot and ColdWhere stories live. Discover now