❲ BONUS : MEMORY ❳

611 65 73
                                    


──────────────

The real eternity, is memories

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

The real eternity, is memories

──────────────






Sore hari menjelang malam, [Name] nggak tau kenapa ia bisa ada di situasi membagongkan ini. Padahal tadi baru pulang dari makam gurunya bersama sang suami. Tiba-tiba di seret ke rumah Iguro alias rumah Mitsuri. Dimana para wanita mondar-mandir-mondar-mandir cuman untuk mencarikan aksesoris dan meriasnya.

"Ano... Untuk apa mendadani aku?"

Mitsuri gemas sendiri karena pertanyaan polos tersebut. "Mau jalan-jalan masa tampil lusuh?"

"Ya... Nggak sih..."

"Gini yaaa, [Name]-chan ku sayang" Megumi tersenyum padanya. "Kamu dan Muichirou pasti jarang ada waktu mesra karena ada Yuzuki-chan kan?"

"Tidak, aku dan Mui senang jika ada Yuzuki" [Name] menjawab serius, kehadiran anaknya bukan sebuah halangan.

"Udah nikah kok masih polos sih..." Mantan muridnya menghela nafas. Ia menarik bahu [Name] dan membisikkan sesuatu yang... Pokoknya langsung membuat wajah wanita itu memerah.

"I──itu privasi!"

Haruka menghela nafas. "Kita semua udah menikah, kalo aku blak-blakan ngomong pun, nggak akan masalah"

Tapi muka [Name] udah merah banget-banget-banget. Dari kejauhan pun, Hinatsuru udah tau wanita itu tengah malu luar biasa.



"Apa Tokitou-kun tidak ingin memberikan adik pada Yuzuki-chan?"

"Shi──Shinobu-san...!"

"Mungkin Tokitou-sama cemburu?" Nezuko menimpali sambil mewarnai bibir kakak iparnya, Kanao.

Mengingat kasus Inosuke yang cemburu ke anaknya sendiri, akhirnya dia cuman pengen satu anak aja.

[Name] menunduk. Wajahnya masih penuh dengan rona. "Sebenarnya... Mui mau-mau saja... asal aku mau..."

"Hmm?? Aku tidak dengar!" Istri Uzui, Makio ikut-ikutan menggoda [Name].

"Aih! Jangan bahas begituan! Aku ingin menemui Yuzuki"

Mantan pilar cinta langsung menahan bahunya agar tidak kemana-mana. "Tidak perlu khawatir soal putrimu, dia ada di tangan yang tepat!"

Harumi mengangguk. "Yang penting sekarang, sensei harus siap-siap kencaan~"

Mau nggak mau, nyonya Tokitou harus pasrah. Mitsuri dan Harumi sibuk menghias rambutnya meski dengan model sederhana.



***






𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt