🌸50🌸

452 65 20
                                    


Mereka tak bisa terus istirahat. Setelah dirasa semaunya lebih baik, Muichirou melilit katana pada genggaman mereka dengan perban. Agar tidak terlepas.

Sanemi juga ingin melakukannya, tapi perbannya abis :)

"Muichirou... Mata kirimu...?" Gadis itu menatapi mata Muichirou yang hancur sebab serangan terakhir Kokushibou.

Satu iris turquoise tersebut menatapinya. "Telingamu juga"

"Ya telinga bukan masalah──"

"Kalau begitu mataku juga bukan masalah" Muichirou cepat menyela, membuat [Name] ingin memukulnya....



"Omong-omong, aku baru kepikiran..."

[Name] menoleh pada Sanemi. "Apa?"

"Bagaimana kau melakukan itu? Maksudku, obatnya"

"Ouh... Tentu itu kerja keras Shinobu-san dan Tamayo-sama..." [Name] memberi jeda. Lalu tersenyum tipis.

"Aku hanya memaksimalkan koneksi yang ku punya"






***







Di tempat Kiriya dan dua saudarinya, mereka memantau pergerakan kisatsutai yang sudah sampai di titik raja iblis.

"Tim pertama akan segera sampai ke lokasi Muzan!"

"Tim kedua ada di belakang mereka"

Kiriya terdiam. Kemudian ia menyadari sebuah kesalahan, "TUNGGU DULU! JANGAN MINTA MEREKA BERGERAK!"

"Eh?!"

"PERINTAHKAN MEREKA UNTUK WASPADA SAMPAI PARA HASHIRA DATANG!"








***









Di lokasi Muzan. Tempat itu telah dipenuhi darah. Darah-darah para kisatsutai.

"Terimakasih kau sudah memberikan aku makan, Ubuyashiki"

Bentuknya lebih abstrak lagi dengan mulut di mana-mana. Memudahkan Muzan melahap semua tubuh manusia yang ada di sana.

"Bagaimana, Tamayo?" Ia berbicara pada sebuah kepala perempuan di genggamannya.

"Obat yang katanya bisa mengubah iblis jadi manusia. Nampaknya tidak berkerja" Bibir Muzan membentuk sebuah senyuman remeh.

Tamayo yang sudah sekarat sepenuhnya, menatap Muzan tajam. "Kau──pasti akan──pergi ke neraka... Hari ini!"

Muzan tertawa geli. "Sudah ratusan manusia yang mengatakan hal itu padaku"

"Sayangnya hal itu tidak pernah terwujud sampai sekarang. Menyedihkan"

"Suami... Anak-anakku..." Mata Tamayo berair. "Kembalikan mereka semua"

"Kalau begitu matilah" Muzan menatapnya tajam. "Pergilah ke tempat keluarga yang kau bunuh sendiri"

Setelah itu, tangan Muzan menghancurkan sisa tubuh Tamayo.




***








Keringat dingin memenuhi sekujur badan anak itu. Kiriya membeku. Ia memberikan perintah yang salah, hingga banyak kisatsutai gugur.

Semua usaha orang-orang selama bertahun-tahun, hancur karena kesalahannya. (PENGEN GUA PELUK AAAA 😭)



"Kiriya-sama, KIRIYA-SAMA!"

PLAK!





Kanata bahkan terdiam melihat kakak-kakak nya. Kuina, si anak keempat, menampar Kiriya agar saudaranya sadar.

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Where stories live. Discover now