🌸21🌸

544 60 7
                                    

"HARUMI, BANGUN!"











Blub.... Blub...



"... mi..."

"... Rumi...."

Pemilik netra samudra itu terbuka lebar. Spontan ia melihat sekeliling dengan wajah kebingungan.

'Aneh... Kenapa aku di sini?'

"Rumi, ada apa?"

Gadis bernama Harumi tersenyum, melihat ke arah orang yang memanggil namanya. Wanita, tersenyum lembut dengan mata merah indahnya.

"Bunda..."

"Iya? Apa kamu mimpi buruk?" Sosok bunda Harumi memeluk hangat putrinya.

Sangat erat dan terasa nyata.



***




Di dunia nyata. Haruka hanya mendengar suara deru mesin kereta yang melaju. Ia berusaha menahan rasa sakit, sebab pendarahannya tidak kunjung berhenti.

'Sial, sakit banget!' Haruka mengeluh. Menahan sakit sambil acting ternyata sulit sekali.

Namun ia sudah memprediksi posisinya. Ada laki-laki botak, sedang berdiri dan bertugas mengawasi Haruka. Lima orang tadi pasti sedang melakukan sesuatu kepada teman-temannya.

Haruka membuka mata, dan langsung berpapasan kepada penjaga.

"Hoi──"

Gadis itu segera meraih pisau kondektur tadi. Ia tanpa ragu menggores kaki penjaga yang hendak melawannya.

"AAAKH!──"

DUGH!

Laki-laki itu pingsan setelah Haruka memukul tengkuknya.

"Bikin repot!" Belum puas, Haruka tendang juga asetnya.

Gadis itu sedikit meringis sebab lukanya kembali berdarah. Tusukannya cukup dalam. Haruka yakin lukanya tidak akan sembuh dalam waktu dekat, kecuali jika [Name] berbaik hati mengobati.

GREP!

Gadis itu terkejut dengan suara di belakangnya. Ia kira itu musuh, namun kedua matanya melebar karena pilar api sedang mencekik gadis kepang tadi.

Mata Haruka berbinar. "Rengoku-san, terimakasih telah membalasnya dendam saya!" Meski ia tau Kyojurou tidak akan membalas perkataannya.

Baiklah, melupakan soal Rengoku. Ia melihat keadaan rekan lainnya. Masing-masing terikat dengan orang asing dengan tali. Haruka hendak memotongnya dengan pisau, namun firasatnya buruk...

"Harumi, Harumi" Ia terus mengguncang tubuh adik kembarnya. Berharap dia bangun.

"HARUMI, BANGUN!" Gadis itu kesal. Ia tak bisa melakukan apa-apa. Mereka semua, seperti orang pingsan.

"Cara lain, pakai cara lain!" Haruka berbelok arah ke kotak kesayangan Tanjirou.

Ia mengetuk benda itu, hingga pintu terbuka dan sosok gadis kecil dengan bambu di mulutnya keluar. Kedua mata merah muda itu menatap Haruka, seperti anak kecil.

Haruka tersenyum tipis, dan mengelus rambut adik Tanjirou.

"Nezuko-san, buat kakakmu bangun. Dia bersalah karena tidur di tengah misi"

Dengan sugesti itu, Nezuko melihat kakaknya yang sedang kesakitan.

Ia tau Nezuko akan melakukan tugasnya. Haruka berdiri dan mencari keberadaan katana miliknya. Aroma iblis masih terasa meski di bawa angin. Dia pasti dalangnya.

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Where stories live. Discover now