🌸10🌸

1.8K 260 33
                                    


GREP

Kipas Douma tak menusuk apapun. Itu karena [Name] di tarik menjauhinya.

Douma berdecak kesal. Mengarahkan sepasang mata pelangi ke depan. Menatap dua siluet wanita yang dari tadi tidak menyerah melawannya.

"Huh, jangan mengulang ini terus. kalian sekarat loh. menyerah saja"

Shinobu tak menjawab. Ia tak ingin termakan omongan Douma. Manik ungunya menatapnya tangan [Name] yang terkena racun pedangnya. Beralih dari tangan menuju wajah. Walaupun tertutup topeng setengah muka. Sudah tertebak, [Name] kesakitan.

"Aku baru sadar, kau bahkan lebih kecil dariku" Shinobu mengelus pelan pipi [Name].

Dingin. Ini pasti karena udara Douma.

"Kamu sudah bekerja keras... tolong. bertahan lah"

Manik [Name] terbuka. Memaksa untuk melihat ke arah Shinobu yang sedang menatap iba dirinya.

"Ketika pertahanannya runtuh. hancurkan dia ya?" pesan itu. Seakan mengisyaratkan sesuatu.

Tak ada tenaga untuk menghentikannya. Shinobu berdiri kembali menghadap Douma untuk yang kesekian kali. Iblis itu tetap memandang remeh dirinya. Kali ini lebih dingin. Bahkan ia tak tersenyum sama sekali.

"Ini perlawanan terakhir ku. aku akan membunuhmu atas kematian kakak ku. dan, atas kematian orang yang disayangi anak ini!"





Mushi no kokyū, gokō no mai: Hyakusoku Jabara








Pergerakan zig-zag secara acak dan cepat. Iblis sekelas Douma bahkan tak bisa memprediksinya. Ucapan oni itu memang benar. Shinobu unggul dalam kecepatan. Keunggulan itu perlu ia kembangkan. Bukan terpaku pada hal yang belum bisa ia gapai.

[Name] melihatnya. Melihat sang hashira berusaha melewati batasnya sendiri.

'Hebat... tapi, dia terlalu dekat!'

Jujur saja, [Name] terganggu dengan pesan terakhir Shinobu. Yang pasti, wanita itu akan mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk balas dendam.

"KOCHOU-SAMA! TOLONG HENTIKAN!" bergerak itu sangat sulit. [Name] seperti penonton saja.

Ini familiar.

Keadaan ini... mirip dengan pertarungan Masao dan Kokushibou.

'Bangunlah──bodoh!'




***




- [ Shinobu POV ] -


Sakit.

Nee-san, sejujurnya aku sudah tidak sanggup lagi.

Tapi..!



"Berdiri. angkat kepala mu. jangan jadikan kelemahan mu sebagai alasan"

"Jika kau sudah bertekad mengalahkan iblis itu, kalahkan lah. jika kau sudah bertekad menang, maka menanglah. menanglah walaupun kau harus berkorban...'

Kanae menunduk, menyentuh punggung Shinobu.

"Kau sudah berjanji padaku dan Kanao... Shinobu, kau bisa melakukannya"

"Teruslah berusaha. anak itu, dia sedang berusaha untuk mu. berusahalah juga untuknya..."








Nasihat mu akan ku ingat, nee-san.

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Where stories live. Discover now