🌸38🌸

532 67 15
                                    

⚠️ Long chapter; untuk mengakhiri arc penempa pedang




***









Memukul drum di belakang punggungnya dan melindungi si iblis kecil. Zohakuten memberikan tekanan kuat ketika Tanjirou tidak terima. Membuat mereka semua merasa tekanan luar biasa sampai jantung terasa sakit.

"Apa? Kau tidak suka? Dasar jahat!"

Si sulung Kamado tentu tersinggung. "Ke-kenapa... Malah kita... Penjahatnya?"

"Kalian menyiksa yang lemah. Barusan kalian mau membunuh si kerdil yang seukuran jari"

"Orang-orang jahat. Perbuatan kalian biadab"

Darah [Name] seakan mendidih sampai ke ubun-ubun.

"Si kecil... Lemah?" Genggaman tangan Tanjirou bergetar.

Nampaknya kesabaran sebanyak buih lautan itu telah habis.


"Jangan bicara sembarangan! Baumu... PENUH DARAH! KAU SUDAH MEMAKAN SATU ATAU DUA RATUS ORANG, BAHKAN LEBIH!"

"APA SALAH MEREKA PADAMU?!"

"KENAPA KAU MERENGGUT NYAWA MEREKA?!"

"BERHENTI BERSIKAP SEPERTI KORBAN! KAU SUDAH GILA"

"IBLIS JAHAT! KU PENGGAL KEPALA MU DI SINI"




Zohakuten memukul drum dan memerintahkan naga-naganya untuk menghancurkan mereka semua.

Hingga ia merasa sesuatu tengah bergerak cepat. Zokuhaten segera menangkisnya.

"Hei, bisa kau keluar dari sana? Bertanggungjawab lah"

Iblis itu mengernyit melihat kehadiran [Name] tak jauh darinya. Tak ada ekspresi ketakutan. Hanya wajah datar.

Mungkin satu naga bisa menyingkirkannya. Tapi gadis itu menghindar seolah bukan apa-apa.

"Berhenti ketakutan seolah kau korban. Geli ih"

"Beraninya kau menekan dia dihadapan ku?"

[Name] menoleh dengan wajah heran. "Nggak usah nimbrung, kamu tu nggak diajak"

Dum! Drum terpukul lagi. Petir-petir bermunculan untuk menyerangnya. Walaupun sambil menghindar, [Name] tak berhenti berbicara.

"Horaaa aku orang jahat berperan membunuhmu kan? Biarkan aku sukses dengan peranku"

"Diam!"

"Sudah kubilang aku tak bicara denganmu. Diamlah"




Naga-naga lain semakin meneror [Name]. Kemampuan mereka sama seperti empat iblis emosi sebelumnya, bahkan lebih kuat.

Meski tak bersenjata, [Name] menghindar dengan lancar. Padahal tadi rasanya dia benar-benar mau mati.

Berterimakasih pada Zohakuten. Amarahnya memuncak.

"Kamu kan korban~ kenapa takut mati? Kau tidak akan ke neraka kok, kan kamu korbaaan!" Nada riang itu berisi kebencian. Seluruh ambisinya kini tertuju untuk membunuh iblis ini.

Sampai-sampai tanda merah muncul di pipinya.






***





Kasumi no kokyū, ichi no kata : Suiten Tōgasumi

Gerakan menusuk tak bisa menembus penjara air sebab pedang yang terkikis parah. Rasanya Muichirou sudah tak ada harapan lagi. Nafasnya telah habis.

'Terimakasih telah mendukung ku... Oyakata-sama... Aku akan segera mati di sini, saya harap anda menemukan pengganti──'

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang