🌸1🌸

4.1K 377 115
                                    





Mentari terik bukan suatu halangan untuk melaksanakan kegiatan yang rumit. Tangan kecil yang menenggelamkan tabung untuk menampung air. Membiarkan aliran sungai yang melakukan pekerjaan itu. Yang perlu ia lakukan hanya memegangnya botol agar tidak terbawa arus.

"[Name]"

Spontan, tangannya mengangkat kembali tabung yang telah berisi banyak air. Manik merah mudanya beralih. Seperti lukisan yang cantik, gadis bernama [Name] itu membuat sebuah senyuman tipis.

"Yui! sudah ku bilang untuk istirahat saja kan?" ujar [Name] berdiri mendekati sahabatnya, Yuichirou.

"Jangan mengaturku" sarkas pemuda itu berbalik dan menjauh dari [Name].

"Yah di tinggal..."

Gadis itu sudah tau arah mereka pergi, kemana lagi kalo bukan pulang ke rumah. Tinggal bersama cukup memudahkan mereka agar tidak terpisah dan saling menjaga. Ketika bayangan rumah sudah mulai nampak, [Name] menangkap sosok laki-laki mirip sekali dengan Yuichirou. Yang jadi perbedaan mereka hanya baju serta wajahnya yang lebih ramah dibanding Yui.

"Mui!"

Muichirou menoleh ke arah [Name]. Terlihat dari ekspresi, ia seperti lebih senang kemudian melambai kecil pada [Name]. Sang kakak──Yuichirou terlihat kesal ketika Muichirou ada di depan rumah.

"Kamu! istirahat sana, kamu demam bodoh!" dengan baiknya ia memukul bahu Muichirou

"Hei! jangan begitu Yui. kamu juga demam, dasar tak tau diri" sekarang gantian [Name] yang memukul bahu Yuichirou. Pukulannya tidak terlalu kuat, karena [Name] sendiri tidak bermaksud melukai temannya.

"Aku memang demam, tapi aku tak selemah orang ini"

"Kalian ini umur sama, wajah sama, dan berasal dari orang tua yang sama. kalau kau menyebut Muichirou lemah, kau juga lemah!"

"Tidak tuh"

"Iya!"

"Tidak!"

"Iya, iya!"

Muichirou? nyimak dengan estetik

Beginilah hari-hari mereka berlalu. Semenjak orang tua [Name] menghilang, ia memutuskan tinggal dengan si kembar. Mengingat mereka punya hubungan pertemanan yang cukup baik karena orang tua mereka yang dulunya bersahabat. Meski ketiganya masih tergolong bocah semua, bukan berarti itu alasan untuk tidak bertahan hidup.

Dan hari ini, waktunya pergi ke desa untuk menjual beberapa kayu bakar. Entah bagaimana, Yuichirou maupun Muichirou sama-sama kuat berjalan membawa kayu-kayu itu. Padahal mereka masih sebelas tahun!. [Name] awalnya memang heran, tapi ia mulai terbiasa dan menganggap itu mungkin kemampuan tersendiri si kembar.

"Kalian istirahat ya, aku yang akan ke desanya"

Yuichirou nampak tak terima. "Nggak, kamu perempuan. nggak bakal kuat"

Langsung saja. [Name] mendelik tajam Yuichirou. Terlihat sekali bahwa [Name] tak suka diremehkan.

"Tau apa kau hah!"

𝓓𝓸𝓷'𝓽  𝓕𝓸𝓻𝓰𝓮𝓽  𝓜𝓮  [ T. MUICHIRO ] {✓}Where stories live. Discover now