My Teacher || 10

4K 331 72
                                    

••••| HAPPY READING |••••


"Pak Aleric?"

Alessia menatap pria di depannya dengan tatapan tidak percaya. Bagaimana pria itu bisa tahu kalau dirinya ada disini.

"Bapak ngapain disini?" tanya Alessia.

"Nemuin kamu, apa lagi?" jawab Aleric.

"Emmm, pak. Kita di luar aja yah ngobrolnya. Kalau di dalam nanti takut tetangga pada salah paham," ucap Alessia sambil menutup pintu rumahnya.

"Saya mau ngajak kamu sarapan di luar, pasti kamu belum sarapan kan?" tanya Aleric yang mendapat anggukan dari Alessia.

"Kalau gitu ayo kita sarapan," ajak Aleric dan menarik tangan Alessia menuju mobilnya. Alessia hanya diam saja, lagian dia juga sangat lapar.

"Kamu mau sarapan apa?" tanya Aleric sambil membuka pintu mobil agar mempermudah Alessia untuk masuk.

"Kita makan di sekitar kompleks ini aja, pak. Di dekat taman sana ada warteg, pak," jawab Alessia.

Aleric pun menganggukkan kepalanya. Pria itu kembali menutup pintu mobilnya.

"Ya udah," balas Aleric. Lalu pria itu memanggil Hendri yang entah kapan sudah berdiri di dekat mereka.

"Tolong jagain mobil saya dan juga rumah ini," perintah Aleric yang langsung diangguki oleh Hendri.

Setelahnya Aleric menarik tangan Alessia dan membawanya pergi dari rumah tersebut untuk mencari sarapan. Sebenarnya bukan sarapan namanya, karena saat ini sudah jam sepuluh. Bisa dikatakan saat ini sudah memasuki makan siang.

"Bapak kok tau kalau saya ada di sini?" tanya Alessia ditengah perjalanan mereka.

"Apa yang gak saya bisa, Alessia? Cuman satu yang saya gak bisa, yah itu ngedapetin hati kamu," jawab Aleric. "Bukan gak bisa sih, mungkin karena belum bisa. Enggak tau suatu saat nanti," lanjut Aleric dengan senyuman tipis.

"Pak," panggil Alessia.

"Hm?" tanya Aleric menolehkan kepalanya untuk melihat Alessia.

"Bapak beneran suka sama saya?" tanya Alessia yang langsung mendapat anggukan dari Aleric.

"Sejak kapan?" tanya Alessia.

"Mungkin 12 tahun yang lalu," jawab Aleric sambil menerawang ke kejadian 12 tahun yang lalu. "Saat kamu menyatakan perasaan kamu pada saya dan mengajak saya pacaran," lanjut Aleric.

"Tapikan itu udah lama pak, bapak tau kan kalau anak umur lima tahun itu kalau ngomong suka asal ceplos aja tanpa pikir panjang," ucap Alessia. Dia berharap setelah dia mengatakan ini, pak Aleric langsung berubah pikiran dan melupakan perasaannya.

"Mau kamu bilang begitupun saya tetap suka sama kamu, Alessia. Dan lagi, saya juga udah janji sama kamu," balas Aleric. "Saya di ajarkan, kalau jadi laki-laki itu harus bertanggung jawab dan selalu menepati janji. Dan itu sudah menjadi prinsip saya sejak kecil," lanjut Aleric.

Alessia tidak bisa berkata-kata lagi. Gadis itu hanya menatap tangannya yang digenggam oleh Aleric.

Menghembuskan nafasnya. Alessia beralih menatap wajah Aleric yang sedang berjalan di sebelahnya.

Pak Aleric itu sempurna, apa mungkin bisa bersanding dengan dirinya yang suka mencari masalah. Bahkan masa depan saja dia tidak punya. Alessia tidak tau jika besar nanti dia mau jadi apa.

"Kamu mau makan di sana?" tanya Aleric sambil menunjuk sebuah warteg.

Alessia menoleh dan menganggukkan kepalanya. Aleric yang melihat itu pun langsung membawa Alessia kesana.

My Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang