My Teacher || 3

5.6K 454 47
                                    

••••| HAPPY READING |••••

Di dalam kamar yang gelap itu dan hanya di temani lampu belajar. Alessia duduk di atas kursi belajarnya sambil mengerjakan tugasnya.

Di sampingnya ada sebuah makanan favoritnya sejak kecil. Oreo varian stroberi.

Ini sudah seminggu semenjak dia masuk sekolah. Dan kegiatan sekolahnya sudah kembali seperti semula lagi. Hal itu membuat tugas juga menumpuk.

Suara ketukan di pintunya tidak membuat Alessia mengalihkan fokusnya dari buku di depannya. Sampai di mana orang yang mengetuk pintunya merasa kelelahan dan membukanya.

"Al." Panggilan itu tidak membuat Alessia menolehkan kepalanya.

Membuat Gira menghela nafasnya dan berjalan menyalakan lampu kamar. Setelahnya wanita yang sudah tidak mudah lagi itu berjalan mendekati cucunya.

"Al, ini udah malam. Kenapa belum tidur?" tanya Gira sambil mengusap kepala Alessia.

"Tugas Al belum selesai, nek," jawab Alessia tanpa menolehkan kepalanya. Dengan mulut yang sibuk mengunyah sedangkan tangannya sibuk bergerak di atas bukunya.

"Tapi nanti kamu bisa sakit kalau di paksa terus. Besok aja lagi, sayang," ucap Gira. Namun Alessia menggelengkan kepalanya.

Sakit? Alessia tertawa dalam hati. Sepertinya kata-kata itu terus terlontar dari mulut neneknya dan neneknya itu juga selalu melarang dirinya melakukan tugas yang berat.

"Shit!" umpat Alessia ketika dadanya kembali nyeri.

"Kenapa? Dada kamu sakit lagi?" tanya Gira khawatir saat mendapat Alessia meringis sambil memegangi dadanya.

Alessia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Melihatnya membuat Gira semakin khawatir.

"Sebaiknya kamu istirahat aja," ucap Gira.

Kali ini Alessia tidak menolaknya. Dia membiarkan Gira membawanya keatas tempat tidur.

Alessia juga masih waras. Dia tidak ingin mati muda karena penyakit sialan itu.

"Nenek bakalan temenin kamu sampai tidur," ucap Gira yang tidak mendapat balasan apapun dari Alessia. Karena setelahnya gadis itu langsung tertidur nyenyak dengan sebuah usapan di kepalanya.

•••••

Sesuai perkataan Alessia waktu itu, saat ini Alessia dan Izora sudah berada di dalam kamar Alessia. Tidak hanya mereka berdua saja, Eve dan Levina juga ikut hadir.

"Lo berdua emang mau beneran warnai rambut?" tanya Eve, menatap Alessia yang sedang berusaha memberikan warna di rambutnya, di bantu oleh Izora.

"Kenapa? Lo juga mau?" tanya Alessia membuat Eve menggelengkan kepalanya.

"Emang gak takut kena marah Bu Mika?" tanya Levina dengan mulut penuh makanan.

"Lo nanya gitu ke Alessia? Macam gak tau jawabannya aja Lo," ucap Eve. Dia masih kesal dengan Alessia dan Izora yang sangat keras kepala. Walaupun begitu Eve tidak bisa berbuat apa-apa selain menghela nafas nya sabar.

"Lo mau, Vin?" tanya Alessia yang saat ini sedang membantu Izora untuk mewarnai rambutnya.

"Mau!!" jawab Levina dengan semangat dan menyingkirkan makanannya dari atas pahanya.

Baru saja dirinya mau mendekati Alessia dan Izora, Eve sudah menahannya dan menyuruhnya kembali ke temannya.

"Gak usah mulai deh, Vin. Ingat, bokap Lo marah nanti kalau Lo ngecat rambut Lo," ucap Eve mengingatkan. Levina yang di larang pun hanya bisa merenggut kesal. Alessia yang melihat hal itu terkekeh. Dia tahu bagaimana sikap ayah dari Levina itu. Sangat posesif pada putri satu-satunya itu.

My Teacher Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang