My Teacher || 6

4.8K 376 22
                                    

••••| HAPPY READING |••••

Sebulan sudah semenjak kejadian Aleric mengatakan yang sebenarnya. Sebulan juga hubungan Aleric dengan Alessia tidak ada perubahan. Bahkan kini Alessia malah menjauhinya. Entah apa yang dipikirkan gadis itu tentangnya.

Dan juga, sudah seminggu ini Aleric tidak pergi mengajar dan dia lebih memilih berada di kantor. Dimana pekerjaan utamanya sebagai seorang co.

Tok ... Tok ... Tok ...

Aleric tersentak ketika mendengar suara pintunya yang di ketuk. Pria itu pun mengusap wajahnya dengan kasar.

"Pak," panggil seorang wanita yang merupakan sekretarisnya.

"Kenapa, Mia?" tanya Aleric menyebut nama sekretarisnya tersebut.

"Ada pak Damian mau ketemu bapak," jawab Mia.

"Suruh dia masuk," balas Aleric yang langsung diangguki oleh Mia. Wanita itu pun keluar, tidak lama kemudian muncul seorang pria yang seusia dengannya.

"Ada apa?" tanya Aleric tanpa mengalihkan tatapannya dari layar laptop.

"Gue dengar, Lo udah seminggu ini berada di kantor terus. Kenapa gak ke sekolah?" tanya Damian yang tanpa di suruh sudah duduk di atas sofa.

Damian Marley, sahabat SMA Aleric yang juga merupakan seorang co. Wajahnya tampan, sama seperti Aleric. Tapi salahnya dia sudah sold out, karena Damian sudah memiliki seorang tunangan dimana dalam beberapa bulan lagi akan menikah.

Yah, dalam umur dua puluh tiga ini, Damian memilih menikah muda. Karena, dia merasa kalau dirinya sudah bisa membina bahtera rumah tangga bersama tunangannya.

"Lagi mau aja," jawab Aleric sambil menutup laptopnya. Setelahnya, pria itu beranjak dari duduknya dan ikut duduk di sofa bersama Damian. Pria itu duduk di sofa tunggal.

"Lagi ada masalah yah, Lo?" tanya Damian sambil menyenderkan punggungnya ke belakang sofa. "Gak jawab pasti ada nih," lanjut Damian ketika tidak mendapat jawaban dari Aleric.

"Coba sini cerita sama gue bro, mana tau gue bisa nyari solusi," ucap Damian. Namun Aleric tidak bersuara, cowok itu sibuk dengan pemikirannya sendiri.

Bersamaan dengan itu, Mia datang dengan membawa kopi dan juga beberapa cemilan.

"Silahkan dinikmati, pak," ucap Mia setelah meletakkannya di atas meja. Damian menganggukkan kepalanya, begitu juga dengan Aleric.

"Makasih, Mia," ucap Aleric.

"Sama-sama, pak," balas Mia. Setelahnya wanita itu pergi dari sana.

"Gimana, Ric? Mau cerita gak?" tanya Damian sambil meminum kopinya.

"Enggak," jawab Aleric menatap Damian dengan wajah datarnya.

"Okey," balas Damian. Dia cukup tau bagaiman Aleric. Pria itu tidak akan pernah cerita kalau bukan karena keinginannya sendiri.

"Gimana, Ric? Ada perkembangan?" tanya Damian mengubah topik pembicaraan.

"Apanya?" tanya Aleric dan meminum kopinya.

"Anak itu, udah ketemu?" jawab Damian bertanya.

"Udah," jawab Aleric sambil meletakkan gelasnya ke atas meja.

"Terus gimana?"

"Gak gimana-gimana."

"Lo udah cerita sama dia, kalau selama ini Lo nyari dia?"

"Udah."

"Terus apa jawabannya?"

Aleric tidak langsung menjawabnya. Pikirannya kembali pada kejadian sebulan yang lalu. Setelahnya pria itu tersenyum tipis dan menghela nafasnya panjang.

My Teacher Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora