EPISODE 11.4

30 6 0
                                    

⭐VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA⭐

Ryuhei Kato sedang duduk di kursi kantornya. "Prajurit Bayaran Shinigami dikalahkan oleh si Gumiho? Dan harta karunnya?"

"Mereka gagal merampasnya," jelas Akira berdiri di depan meja Ryuhei Kato.

Ryuhei Kato berdiri lalu berjalan mendekati jendela dengan kedua tangan digendong si belakang.

"Padahal aku sudah mengutus lima prajurit terhebat, tapi aku tak mendapat kepala si Rubah ataupun harta karun. Bisa-bisanya," ucap Ryuhei Kato kecewa.

"Para prajurit itu pasti gegabah," ujar Akira.

"KITA DIPERMAINKAN OLEH RUBAH ITU KARENA PEMIKIRAN YANG BODOH ITU!" bentak Ryuhei Kato membuat Akira diam sejenak.

"Rubah itu memang licik saja," ucap Akira dengan nada agak gemetar.

"Tidak, bukan karena itu. Saat menyuruh Myoyeongak Sajang-nim kemari untuk memancing prajurit ke hotel itu, dia sebenarnya sedang menyusun strategi. Hal yang dapat mengubah keadaan," ucap Ryuhei Kato panjang.

"Kau terlalu menganggap hebat musuh, Pak," ucap Akira.

"Saat berperang, yang menghargai lawan selalu menang. Kalau aku jadi Gumiho, bagaimana strategiku untuk melakukan serangan balasan?" Ryuhei Kato memejamkan matanya sambil berpikir.

Lalu membuka matanya kembali. "Sekarang giliran kita yang mengubah keadaan," ucapnya.

»»——⍟——««

Lee Yeon dan Lee Rang duduk berhadapan di gazebo tanpa atap depan penginapan. Mereka memakai celemek sedang membuat pangsit.

Lee Yeon mengambil isian pangsit dengan sendok lalu menaruh di atas lembaran kulit pangsit.

Selanjutnya, kulit pangsit bundar itu dilipat menjadi dua agar isian tidak keluar.

Selanjutnya, kulit pangsit bundar itu dilipat menjadi dua agar isian tidak keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hya! Kakiku kesemutan," ucap Lee Rang mengeluh.

"Sabarlah!" peringat Lee Yeon.

"Kukira kita mau menyergap pesta pernikahan." Lee Rang berbicara cepat. "Kenapa membuat pangsit? Jadi melawan mereka, tidak?" tanyanya.

"Aku akan pergi dua hari lagi," jelas Lee Yeon lirih.

Lee Yeon hanya ingin membuat kenangan indah bersama Lee Rang yang tidak akan dijumpainya setiba di masa depan nanti.

"Nah, itu dia. Kenapa malah membuang waktu? Tubuhmu juga belum pulih," ucap Lee Rang lalu memalingkan wajah ke samping.

"Hya, aku terkesan hanya akan berjuang sampai hari kepergianku. Tak bolehkah aku membuat pangsit dengan adikku untuk hari ini saja?" Tangan Lee Yeon masih bergerak membuat pangsit.

"Orang macam apa yang memberikan pangsit sebagai ucapan perpisahan?" pikir Lee Rang.

"Orang macam apa yang memberikan pangsit sebagai ucapan perpisahan?" pikir Lee Rang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tale of The Nine Tailed 1938Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang