EPISODE 02.5

72 7 0
                                    

SALON RAMBUT CHOI SEUNG-JA

Malam tiba, Lee Yeon dan Lee Rang masih di salon tempat kerja mereka.

"Ini juga retak," kata Lee Yeon melihat cermin retak.

"Semua cermin di sini retak," kata Lee Rang.

CUCI RAMBUT, TIGA SEN

"Cermin retak ...," ujar Lee Yeon lalu menatap ke arah wanita alis tipis yang duduk di sofa bersama pegawai wanita. "Bu."

"Ya?"

"Ayo kita beli cermin baru. Ini salon kecantikan, tapi semua cerminnya retak," kata Lee Yeon.

"Kau benar," kata wanita itu senang.

"Aku akan cari pemasoknya," kata Lee Yeon.

"Sungguh bisa diandalkan. Tolong diurus. Kalau begitu, ayo pergi," kata wanita itu mengajak pegawai wanita pergi.

"Terima kasih atas kerja kerasmu," kata wanita itu pada Lee Yeon. "Sampai jumpa."

"Sampai jumpa, Bu," kata Lee Yeon. "Reaksinya biasa saja."

Ahjumma yang bekerja di bagian dapur membawa botol minuman untuk Lee Yeon. "Kau sampai membantuku soal cermin. Aku merasa tidak enak. Silakan diminum."

"Dia punya geng bandit," kata Lee Yeon menunjuk Lee Rang.

"Apa?" tanya ahjumma itu gemetar.

"Maksudnya, 'apa minumannya beracun?'," jelas Lee Rang.

"Tentu saja tidak."

"Kau dahulu yang minum," kata Lee Yeon.

Ahjumma itu meminum cairan dari botol.

"Oke. Terima kasih." Lee Yeon menerima sebotol minuman itu lalu menyuruh Ahjumma pergi. "Pulanglah sekarang. Dah. Sana, pergi."

Lee Yeon meminum minuman itu lalu menaruhnya di sembarang tempat dan mengajak Lee Rang ke sebuah ruangan.

"Hya, kemarilah. Ada krim seukuran telapak tanganmu," jelas Lee Yeon.

"Maksudmu cacingnya ditaruh di sini?" tanya Lee Rang.

"Ya. Coba periksa," kata Lee Yeon.

"Kau mau ke mana?" tanya Lee Rang.

"Ada yang mengganggu pikiranku. Harus ku periksa," kata Lee Yeon lalu pergi dari sana.

'Tok'

'Tok'

'Tok'

Bunyi ketukan pintu membuat mereka tak jadi melancarkan aksinya.

"Siapa itu?"

"Sial."

"Sembunyi!"

Tak ada yang datang, mereka berdua keluar dari persembunyian.

Di luar, Koo Shin-ju mengetuk pintu berkali-kali untuk mengurus masalah naengmyeon.

Di luar tampak sangat ramai. Teriakan penjual, kereta lewat, pejalan lewat dan keramaian lainnya.

"Tolong kembalikan mangkuknya!" teriak Koo Shin-ju.

"Telur segar!" kata pedagang di sekitar sana.

"Aku mau mengambil mangkuk!" teriak Koo Shin-ju lagi.

"Telur segar..."

"Astaga, mengagetkan saja," kata Lee Yeon di dalam salon. "Kau periksa itu, ya!" pintanya pada Lee Rang akan masalah krim tadi.

Tale of The Nine Tailed 1938Where stories live. Discover now