EPISODE 06.6

44 6 0
                                    

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA✨


Cheon Mu-yeong menyalakan lilin di kamar penginapan. Di ruangan itu ada Lee Yeon, Ryu Hong-ju yang memegang kantong popcorn dan Koo Shin-ju.

"Kau mau bermain permainan sudut?" tanya Koo Shin-ju tampak takut.

"Kau mau menyelamatkan Eun-ho, 'kan? Kita butuh satu di tiap sudut," jelas Lee Yeon.

Koo Shin-ju mengusap-usap lengan atasnya. "Aduh, aku sangat takut hantu."

'Puk'

Ryu Hong-ju melempar popcorn mengenai kepala Koo Shin-ju hingga mengaduh.

"Jangan kurang ajar di depan kami tiga Dewa Gunung," ujar Ryu Hong-ju pada Koo Shin-ju. "Memang kami jadi dewa karena main golf di Baekdudaegan?"

"Jangan terlibat, Hong-ju," ucap Cheon Mu-yeong. "Kita tak tahu hantu apa yang kita hadapi."

"Terima kasih atas perhatiannya, tapi ini rumahku. Dan aku bisa melindungi diri," ucap Ryu Hong-ju lalu menarik sudut bibirnya dan memakan popcorn.

Lee Yeon menatap Cheon Mu-yeong. "Kau tak mencemaskanku?"

Cheon Mu-yeong yang memanggil hantu itu agar Lee Yeon yang membereskannya.

"Mulai saja," ucap Cheon Mu-yeong lalu berjalan ke sudut.

"Tunjukkan dirimu, biar ku cincang, Hantu," ujar Lee Yeon berjalan ke sudut.

Ryu Hong-ju dan Koo Shin-ju juga berjalan ke sudut.

"Bersiap di posisi masing-masing. Jangan bicara sampai ia muncul," jelas Koo Shin-ju.

"Ya."

"Terutama yang di belakangku," ucap Koo Shin-ju membuat Ryu Hong-ju kesal.

"Anak-Anak, cepat mulai dan selesaikan agar kita bisa minum-minum lagi," ucap Ryu Hong-ju.

"Geurae. Gaurae," ujar Lee Yeon.

"Sebut nama masing-masing," ucap Koo Shin-ju mematikan lampu. "Koo Shin-ju."

"Cheon Mu-yeong," ucapnya datar.

"Lee Yeon!" ucapnya keras.

"Ryu Hong-ju," ucapnya lalu makan popcorn.

Koo Shin-ju berjalan takut ke sudut Cheon Mu-yeong lalu menepuk punggung pria itu.

Cheon Mu-yeong berjalan ke sudut lalu menepuk punggung Lee Yeon pelan.

Lee Yeon berjalan ke sudut lalu menepuk punggung Ryu Hong-ju dua kali.

.

.

"Menurutmu Eun-ho menghilang ke mana?" tanya Aprikot di kamarnya.

"Ini bukan kali pertama kita memainkannya. Tapi kenapa ini terjadi?" tanya Nancho heran.

"Astaga, aku merinding! Ayo taburkan garam dahulu," ucap Azalea lalu berdiri dan duduk lagi karena takut.

"Aprikot," ucap Azalea dipahami Aprikot.

"Biar aku yang mengambilnya," ucap Aprikot lalu menepuk Jook-hyang yang menaruh kepala di pahanya.

Sandal rotan itu tampak berjejer dengan sepatu gisaeng. Apa hantu itu di sana?

Azalea, Nancho dan Jook-hyang tetap di kamar menutup sebagian diri dengan selimut.

"Yeudera, buka pintunya."

"Masuk saja."

"Tanganku penuh."

"Aih, memangnya dia membawa garam sekarung?" Azalea memberanikan diri untuk berdiri lalu berjalan hendak membuka pintu.

Tale of The Nine Tailed 1938Where stories live. Discover now