EPISODE 05.7

43 6 0
                                    

VOTE DAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA🌟

Kediaman Taluipa.

Tampak bangunan megah bercat putih di malam hari. Halaman berupa rumput yang terpotong pendek. Beberapa pohon rindang juga di tanam di sekitarnya.

Lee Yeon duduk di sofa ruangan Taluipa. "Kau sungguh tak tahu siapa Topeng Merah Putih?"

Taluipa sedang membersihkan lemari dengan kemoceng. "Harus berapa kali ku katakan?! Aku juga tak bisa melihatnya!" bentaknya.

"Lantas untuk apa kesaktian matamu itu?!" tanya Lee Yeon.

"Aigoo, kau membuatku naik darah," kesal Taluipa menghela napas.

Di ruangan itu, tampak tangga dari dua arah naik ke lantai panggung di sana. Di masa depan, Lee Yeon sampai ke 1938 lewat lemari dinding di lantai panggung itu.

Taluipa mendekati Lee Yeon. Lalu menodongkan kemoceng berdebu di depan wajah Lee Yeon. "Hya! Jadi kau masih mengusikku di masa depan? Buat diriku yang di masa depan senang saat kau pulang."

Lee Yeon bangun dari duduknya. "Tapi aku mungkin tak akan bisa pulang. Dewi Fortuna bilang aku akan hilang arah! Kenapa? Gara-gara Topeng Merah Putih!"

"Batu Pelindung akan membuka jalan, dan gerbang akan terbuka tepat waktu! Jaga saja batu itu, Berandal!" bentak Taluipa lalu melangkahkan kakinya.

Lee Yeon menahan tangan Taluipa. "Kenapa kau sungguh tak peduli padaku? Kau semacam siborg di tahun 1938?"

Taluipa menangkis tangan Lee Yeon. "Apa itu siborg?"

"Ah, lupakan saja. Jika aku tak pulang, aku akan hancurkan Alam Manusia dan Alam Baka!" bentak Lee Yeon menggema di ruangan.

"Aku benar-benar muak. Kenapa aku harus ke sini demi batu ini?" Lee Yeon melangkahkan kaki dengan kesal pergi dari sana.

Taluipa berdiri di tempat. Berdeham.

Pak Tua menghampiri Taluipa. "Kenapa kau membohongi Yeon?" tanyanya.

"Karena yang di balik topeng merah putih itu adalah Mu-yeong. Anak yang lahir dengan takdir Gemini. Katanya, itu bisa menjadi berkat atau malapetaka bagi dunia. Tapi saat itu aku yakin betul. Bahwa dia akan menjadi Dewa Gunung yang baik hati," jelas Taluipa.

"Tapi kau menjadikannya batu, dan kau lama sekali bersedih. Kau menangis sambil menyesal. Aku tahu itu," ucap Pak Tua.

"Aku sudah berusaha keras untuk tak melibatkan hati," ucap Taluipa disertai napas berat.

"Kau ingin menyelamatkan Mu-yeong, 'kan?" tanya Pak Tua.

"Entahlah. Aku sedang menimbang situasi ini. Diriku yang di masa depan sampai mengirim Yeon jauh-jauh kemari untuk menangkap Mu-yeong. Itu pasti karena alasan yang kuat," jelas Taluipa.

»»——⍟——««

Dalam kegelapan, Cheon Mu-yeong berjalan menuju makan Kakaknya.

Cheon Mu-yeong berjongkok lalu mengusap nisan sang Kakak.

"Aku akan kembali, Hyung," ucap Cheon Mu-yeong lalu pergi dari sana.

»»——⍟——««

BUTIK OBOK

Hari tampak cerah. Membuat gedung butik itu tampak jelas serta gedung lainnya. Jalanan tampak kering orang-orang sesekali lewat di sana.

Yeo-hee sedang melihat bayangannya di cermin. Rambut panjangnya terbelah menjadi dua di depan dada kanan dan kiri. Sisanya tergerai bebas di punggung.

Yeo-hee sedang memilik bros untuk bajunya.

Tale of The Nine Tailed 1938حيث تعيش القصص. اكتشف الآن