38

973 167 17
                                    

Hidangan sarapan sudah siap sedia di atas meja makan. Jika biasanya hanya akan ada Naruto dan Erika, kali ini, Kushina ikut menempatkan diri bersama mereka.

Kejadian ini bermula saat malam kemarin -- Naruto mendapati sang ibu datang berkunjung selepas kabar mengenai Erika yang mendadak saja tidak ada di sekolah.

Naruto merasa kaget tatkala wanita yang melahirkannya sedang duduk sendirian di ruang tamu, seperti tengah menunggu sesuatu.

Ada perbincangan singkat yang terjadi antara mereka, pun sedikit perdebatan setelah mendengar jika Erika mengetahui fakta tentang dirinya, dikarenakan obrolan yang terjadi antara sang ibu dan Sasame.

Naruto sempat marah karena Kushina lalai dalam bersikap hingga hal ini dapat bocor, serta Kushina melakukan pembelaan dengan mengatakan bila tak tahu sama sekali Erika ada di sana ketika ia bersama Sasame.

Berikutnya, Naruto dibuat tercengang dengan apa yang Kushina lakukan.

Wanita tersebut datang menemui Erika, mengajak ia berbicara secara baik mengenai banyak hal. Untuk pertama kali, untuk sesuatu yang begitu Naruto harapkan dapat terjadi, ibunya membawa sang anak ke dalam pelukan.

Hati Naruto tersentuh luar biasa. Selama ini, Kushina tidak pernah sekalipun menunjukkan keterbukaan sedemikian rupa, meski memang, ia sudah tak begitu keras terhadap Erika.

Namun sekarang, dengan melihat bagaimana dua tubuh tersebut saling merengkuh, tak ada hal lain yang Naruto rasakan selain kehangatan.

Selalu ada hal baik di balik situasi buruk yang terjadi. Di saat Naruto menerima pukulan keras atas perasaannya, ada buah lain yang memberi manis dalam ketawaran hati. Alam sementara membuat semuanya saling menutupi satu sama lain.

Naruto memutuskan memberi waktu bagi mereka untuk bersama. Tak ingin ikut campur terlalu jauh, serta membiarkan keduanya dapat menyelesaikan apa yang setidaknya mesti diselesaikan, terutama oleh sang ibu.

Naruto tidak tahu apa saja yang mereka bicarakan, namun, sempat terselip ungkapan 'maaf' yang terdengar oleh telinganya. Kushina bahkan sampai menginap dan berakhir dengan kebersamaan pagi ini.

Besar harapan Naruto bagi momen yang ada. Ia berharap, semua ini adalah awal yang lebih baik untuk kedepannya.

Melihat interaksi yang terus terjadi antara dua perempuan dengan usia yang terbentang jauh di hadapannya, tak kuasa membuat Naruto menyunggingkan senyuman tipis.

"Jam berapa kau akan berangkat kerja?"

Ketika Kushina beralih padanya, Naruto melirik pergelangan tangan untuk memastikan waktu yang terterah.

"Aku akan segera berangkat. Kuhabiskan ini dulu." Naruto menunjuk potongan sisa roti lapis di atas wadah miliknya, lalu meraih dan melahap hingga tuntas. Tegukan air dilakukan agar membantu untuk mendorong keseluruhan makanan supaya dapat mencapai lambung dengan lancar.

"Ibu ingin sekalian 'ku antar pulang?"

Kushina menolak pelan. "Tidak. Ibu akan di sini sebentar lagi."

Sempat Naruto tercekat. Ia pandangi Erika yang sedang memandangi Kushina dengan wajah tak menduga.

"Apa Nenek masih ingin menemaniku?"

Kushina tidak membalas dengan ucapan. Tangannya meraih segelas susu dan didekatkan kepada Erika. Ia hanya mengangguk singkat.

Bagi Erika, sang nenek memang tidak begitu eskpresif, namun, ini sudah sangat cukup. Sudah puas karena dirinya dapat diterima dan tak lagi dianggap masalah.

Erika tersenyum begitu lebar. "Terima kasih, Nenek."

Naruto ikut tersenyum. Baiklah, semua baik-baik saja. Jadi, ia dapat pergi dengan tenang.

With You: A Faux Pas? [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now