29

853 183 21
                                    

"Naruto, apa rahasia paling besar yang kau simpan?"

"Hinata, ..."




__________________________




Hinata pernah membayangkan, bagaimana jika dua orang yang dulunya dekat, kembali dipertemukan dalam satu situasi tak terduga setelah sempat merenggang karena munculnya sebuah insiden?

Pasti akan sangat canggung.

Sama seperti apa yang terjadi saat ini.

Bertahun-tahun telah berlalu. Meski banyak perubahan yang sudah terjadi baik dari segi fisik dan penampilan, namun, Hinata masih bisa mengenalnya dengan sangat baik.

Pun ama seperti dirinya, Rin juga merasa tak menyangka jika kedatangannya di tempat tersebut akan sangat dikejutkan -- bukan oleh gaun-gaun cantik yang terpajang indah mengisi ruangan, melainkan karena pribadi tak asing yang masih setia memijak diri pada posisi tidak berubah.

"Lama tidak bertemu, Hinata."

Sesak yang mencekik seakan mampu membuat napas terhenti begitu saja. Mata Hinata terasa panas, tetapi diusahakan untuk tetap mengembangkan senyuman tipis yang terasa getir tatkala Rin sudah lebih dulu tersenyum ke arahnya.

"Ya. Lama tak bertemu, Rin."

Hinata menuntun Rin agar mengambil tempat pada dudukan yang tersedia dekat jendela depan. Saling berhadapan dan dipisah oleh sebuah meja kecil.

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu. Apa yang sedang kau lakukan di sini?"

"Aku bekerja di sini," Hinata menjawabnya dengan suara pelan.

"Ah! Jadi begitu."

Terbesit rasa malu untuk saling menatap mata secara langsung. Terlebih bila mengingat masa lalu. Itu adalah saat-saat yang sangat mengerikan bagi Hinata. Masa yang membuatnya -- untuk pertama kali menjadikan kehadirannya sebagai antagonis bagi sahabat sendiri.

"Bagaimana kabarmu? Kulihat, kau tampak baik." Rin tertawa pelan.

"Eum, aku baik. Bagaimana ... denganmu?" Kali ini, Hinata telah mengangkat wajah. Pandangan mereka akhirnya bertemu.

Ada yang terasa menggelitik hati Rin. Raut Hinata sangat memelas bak anak anjing.

"Haha, aku baik, Hinata. Sangat baik."

Ada luapan lega dan sendu yang Hinata rasakan saat melihat bagaimana tawa itu terjadi. Sudah lama, sudah sangat lama ia tak melihatnya.

Hal terakhir yang Hinata tangkap dari seorang Rin -- adalah sorot kecewa yang masih terukir tebal pada bayang setiap waktunya. Hinata tak menyangka jika bisa melihat kembali lekuk sumringah tersebut terpasang langsung di wajah Rin.

"Ayolah, Hinata. Jangan memandang seperti itu. Keadaan ini menjadi sangat aneh."

Tak sengaja, senyuman Hinata ikut menampilkan eksis dalam kesungguhan.

"Sudah sangat lama kita tidak bertemu dan telah banyak hal yang berubah. Bagaimana kabar Paman dan Bibimu? Terakhir kali aku melihat mereka, adalah sebelum kepindahan kami. Beberapa waktu lalu, aku pernah lewat di daerah sana, dan rumah itu sepertinya bukan ditinggali oleh mereka lagi, 'kan?"

"Pamanku ditugaskan ke daerah lain, jadi, mereka memilih pindah."

"Ah ..., begitu. Lalu, bagaimana dengan Naruto?"

With You: A Faux Pas? [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now