6

1.4K 232 33
                                    

Vote dan komen, boleh ya? Biar aku makin semangat dan enggak tersedat-sedat buat update-nya ^^

Yang belum follow, silahkan follow. Biar kalau ada cerita baru, kalian enggak ketinggalan notifikasi.

Terima kasih.






- Happy Reading -





Sayangnya, meski telah berusaha dengan sangat keras, tim mereka tetap kalah.

Dari tadi, Lee adalah pihak yang paling aktif melontarkan kekecewaan lantaran tak berhasil memenangkan permainan.

Silahkan salahkan Ino yang malah menghilangkan empat bendera milik mereka dan membuat tim lain menemukannya.

Alhasil, Kiba dan kawan-kawanlah yang berhasil mendapatkan poin tertinggi.

"Dasar Ino," Tenten mengerutkan bibir saat Ino hanya bisa tertawa kikuk.

"Mau bagaimana lagi? Dia tak sengaja. Mungkin, memang bukan keberuntungan kita."

Lee menghela napas pelan saat Shino menyambung. Benar.  Ino tak mungkin sengaja melakukan kecerobohan.

Bersama ucapan terakhir, semuanya beralih untuk melaksanakan kegiatan masing-masing.

Hari berjalan cukup cepat. Waktu telah hampir mencapai senja saat diisi dengan kesibukan untuk mempersiapkan acara makan-makan malam nanti.

Sejam yang lalu, Guru Shizune dan Guru Kakashi sudah membeli daging dan sosis untuk menu utama.

Para murid dibagi untuk melakukan beberapa kegiatan -- termasuk Hinata yang mengambil bagian untuk membersihkan meja dan hal-hal kecil lain yang perlu dibersihkan, sebelum telinganya mendengar satu panggilan yang berasal dari arah belakang.

Guru Sizune sedang berjalan mendekat.

"Hinata, apa mejanya sudah selesai?"

Hinata tersenyum kecil dan mengangguk. "Iya, Guru. Aku sudah selesai membersihkannya."

"Baiklah, apa aku boleh meminta bantuanmu lagi?"

Hinata kembali mengangguk. "Tentu, Guru Shizune."

"Kalau begitu, bisa kau ke minimarket di bawah? Sepertinya, kita kekurangan sosis dan camilan."

Hinata tampak berpikir. Sedikit lagi, jam akan menyentuh lembayung. Jujur, Hinata tak berani jika pergi seorang diri.

"Hanya aku sendiri, Guru?"

"Kau tidak berani?" Shizune memandang sekitar, coba menangkap kehadiran beberapa orang yang mungkin tak begitu disibukkan.

"Kiba!"

Maka, seseorang di seberang menoleh dengan pandangan heran.

"Ada apa, Guru?"

"Temani Hinata untuk membeli bahan makanan. Dia tak berani pergi sendirian."

Namun, Kiba mengiba. "Tapi, aku sedang menyalahkan api, Guru. Minta yang lain saja."

"Tidak ada yang lain. Semua sedang sibuk. Lagi pula, apinya sudah hidup. Jika padam, nanti bisa dinyalakan kembali."

"Tapi, Gu--"

"Biar aku saja."

Tiga kepala di sana menoleh bersamaan.

Naruto yang baru selesai mengambil beberapa ranting, ikut berjalan mendekat dan mensejajarkan diri bersama Kiba. Matanya melirik singkat pada Hinata, lalu kembali tertuju pada guru Shizune.

With You: A Faux Pas? [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now