26

950 173 38
                                    

"Naruto, apa rahasia paling besar yang kau simpan?"




________________________




Semenjak apa yang terjadi di area dapur -- tepatnya, ketika mereka mendapati suatu pemandangan sepasang manusia yang berpelukan, Hinata sadar bila ada perbedaan yang terjadi pada Erika.

Sudah beberapa waktu lamanya mereka kembali ke kamar, dan Erika menjadi banyak menunduk. Sepotong cake yang telah Hinata potong rapi -- bahkan belum tersentuh sedikit pun.

Rasa heran Hinata muncul. Ingin bertanya, tetapi, seberkas ragu membisik.

"Guru Hinata ..."

Teduh Hinata memandangi meski mata di sana tak sedang membalas tatapannya.

"Menurut Guru Hinata, Kak Sasame orang yang seperti apa?"

Hinata belum mengenal Sasame dengan dalam, pun hanya saling tahu karena pertemuan singkat yang terjadi akibat beberapa hal yang dialami belakangan ini.

"Aku belum mengenalnya secara dalam, tapi, sejauh ini, ... aku merasa dia orang yang baik."

Janggalnya, meski Erika tersenyum mendengar perkataan yang diberi, gadis tersebut semakin menampilkan kekelaman. Hinata dibuat semakin mengernyit tak paham.

"Aku juga merasa Kak Sasame adalah orang yang sangat baik. Dia sering datang untuk menjenguk dan bersikap lembut padaku." Erika menggenggam alat tulis di tangannya semakin erat. "Aku senang dekat dengan Kak Sasame, tapi, ... aku tidak begitu suka saat melihatnya dekat dengan Papa."

Jantung Hinata kembali menyatakan degup ketika mengingat begitu mesranya Sasame mendekap Naruto.

"Memangnya, kenapa? Bukankah dia baik?"

Erika meringis pelan. "Ya, Kak Sasame memang baik, dan aku juga tidak tahu apa alasannya." Garis kening Erika menurun. "Tapi, aku pernah mendengar Nenek berkata jika Kak Sasame adalah perempuan yang terbaik untuk Papa. Dan kalau itu yang Papa inginkan, aku tidak bisa berbuat apa-apa."

Mereka menyambut hening dengan pikiran yang terisi oleh lautan bayang masing-masing.

"Guru Hinata, ..."

Sampai ketika Erika memanggil, dan Hinata menatap langsung bolamatanya.

"Hari minggu nanti, Papa akan pergi luar kota. Rasanya akan sangat kesepian jika Papa tidak ada di rumah pada hari libur. Bisakah Guru Hinata di sini bersamaku? Aku tidak mau hanya berdua bersama Nenek Eno."

.

.

.

Hinata sedikit tak menyangka Sasame akan datang seorang diri ke butik tempat ia bekerja.

Salah satu pegawai sempat menanyakan maksud kehadirannya, tetapi, dengan senyum -- Sasame berkata ingin bertemu langsung bersama Hinata.

Alhasil, Hinata ada di sana; pada sebuah dudukan khusus yang disediakan bagi pengunjung, untuk menemani Sasame yang barangkali ingin membahas sesuatu.

"Maaf aku datang saat kau sedang sibuk, Hinata," Sasame mengatakannya ketika sadar bila Hinata harus datang menghampirinya di waktu ia terlihat bergelut dengan beberapa pekerjaan.

"Tak apa-apa. Memangnya, ada apa?"

"Sebenarnya, aku datang karena ingin memesan sebuah gaun, dan ... aku mau, kau langsung yang membuatkannya untukku."

"Aku?"

"Ya. Ah!" Sasame tampak terperanjat. "Atau, kau sedang tak memiliki kesempatan?"

Hinata melambaikan jemari sebagai tanggapan. "Tidak sama sekali. Aku hanya tidak menduga jika kau menginginkan aku yang melakukannya."

With You: A Faux Pas? [ NaruHina ] ✔Where stories live. Discover now