bab 16. berpisah

22.5K 1.2K 5
                                    

..........
------------

Setiap kali Alezya ke taman, anak laki-laki tanpa dia ketahui nama nya itu selalu saja datang ke teman untuk menghibur dan melamar nya lagi dan lagi namun selalu saja ditolak oleh Alezya karena dia tidak mau terikat dengan cincin konyol itu. 

Dia bahkan tidak memiliki impian untuk menikah. Namun dengan datang nya anak laki-laki itu dia selalu saja membahas hal hal terkait pernikahan dan masa depan mereka. Namun bagi Alezya dia yakin masa depannya akan suram dengan anak laki-laki bodoh itu. 

"Sudah berapa kali kamu meminta ku menerima cincin santet ini?" tanya Alezya dengan nada malas. 

"Entah aku lupa."

"Kenapa kamu tidak bosan meminta ku memakai nya?" tanya Alezya. 

"Karena aku hanya ingin kamu yang memakai nya. Tapi kalau kali ini kamu tetap menolak tidak papa, aku juga akan segera pergi dari sini," ucap anak laki-laki itu mengejutkan Alezya. 

"Pergi?"

"Iya. Kedua orang tua ku mengajak ku pindah ke luar negeri," jawab anak laki-laki itu dengan nada malas. 

Pantas saja anak itu tidak terlihat ceria seperti biasa nya dia terlihat sangat suram dan dingin. Mungkin dia tidak mau pergi dari sana karena dia sudah mendapatkan target masa depan nya. 

"Baguslah," lega Alezya. 

"Kamu suka aku pergi dari sini?" 

"Hooh." jawab Alezya dengan wajah meledek. 

"Jahat."

"Aku memang jahat seperti iblis. Aku bahkan suka merusak hari bahagia siapapun," saut Alezya santai karena dia adalah biang onar yang sangat suka membully anak lain hanya untuk kepuasan nya saja. 

"Terserah kamu mau melakukan apapun terhadap anak lain. Tapi jangan pernah mengusirku pergi karena sekarang aku juga akan pergi dari sini," ucap anak laki-laki itu. 

"Baiklah." 

"Kalau aku pergi kamu tidak punya teman bermain lagi?" tanya anak laki-laki itu. 

"Tidak."

"Kamu tidak kesepian?"

"Lebih baik aku kesepian. Dari pada punya teman yang ujung ujungnya pergi meninggalkan ku," saut Alezya sambil ditutup tawa remeh. 

Anak laki-laki itu tersenyum tipis kemudian dia berdiri di hadapan Alezya dengan tatapan ramah. Anak itu memeluk tubuh Alezya beberapa menit hingga membuat Alezya membeku seperti batu beberapa saat.

"Kita akan berpisah mulai hari ini. Maaf aku tidak bisa menjadi temanmu selamanya," ucapnya dengan nada rendah. 

Alezya dengan hati hati membalas pelukan itu karena dia rasa ini adalah perpisahan mereka untuk selama lamanya. Tidak ada salah nya dia memberikan pelukan untuk pertama dan terakhir kali nya. 

"Pergilah. Aku berharap kita tidak pernah bertemu lagi," bisik Alezya. 

"Kalau suatu hari nanti kita bertemu lagi. Aku akan mendapatkanmu," ucapnya dengan nada dingin. 

"Jangan bermimpi pangeran." 

Anak laki-laki itu melepaskan pelukan nya lalu dia memasangkan cincin yang terus saja ditolak oleh Alezya. Alezya yang melihat itu langsung kaget namun dia tidak sempat menarik tangan nya. 

"Sudah aku pakaikan. Aku juga memakai cincin yang sama dengan mu. Kalau memang kamu tidak suka buang saja," ucap dia dengan nada serius. 

Anak laki-laki itu pun pergi meninggalkan Alezya yang masih menjadi patung. Setelah sadar dari lamunannya Alezya hendak melepaskan cincin itu namun dia merasa tidak tega membuang cincin mahal itu begitu saja dia akan jual. 

"Tuhan jangan pernah pertemuan kan aku dengan dia lagi." 

......... 

---------------

Hingga saat ini Alezya lupa tidak menjual cincin itu dia bahkan sudah nyaman memakai nya sampai dia tidak sadar jika cincin itu adalah pemberian anak laki-laki yang paling menyebalkan di dalam hidup nya. 

Namun sialnya kini mereka dipertemukan lagi dengan cara yang sangat membagongkan. Alezya yakin dia saat ini sedang bermimpi namun segara dia tampar pipi nya beberapa kali tetap saja dia masih ada di posisi yang sangat romantis itu. 

"Nggak mungkin. Lo beda sama anak begi itu," ucap Alezya langsung mendorong tubuh Aksa hingga membuat pria itu terjungkal ke tanah. 

Alezya segera melangkah pergi dari sana dia tidak mau menerima kenyataan ini dia yakin jika anak laki-laki itu bukan Aksa. Karena kedua nya sangat berbeda namun cincin yang dijadikan bandul kalung itu sangat mirip dengan milik nya dan dia juga ingat jika anak laki-laki itu juga memiliki cincin yang sama seperti milik nya. 

"Sial!" umpat Alezya. 

Alezya segera pergi ke dalam kelas kosong yang tidak jauh dari gudang. Alezya merasa sangat sulit menerima kenyataan nya kenapa bisa dia berteman dengan musuh nya sendiri.

"Gawat. Kalau dia anak itu. Gua nggak bisa pikir lagi kalau dia tau gua wakil ketua Glorious musuh bebuyutan dia," ucap Alezya kebingungan dan sangat kaget. 

Alezya tidak menduga hal ini. Alezya segara melepaskan cincin itu dari jari tangan nya namun sangat sulit dilepaskan sepertinya sudah sangat pas dengan ukuran jari Alezya. 

"Sial! Kenapa cincin nya nggak mau lepas?" panik Alezya. 

Alezya segera pergi ke toilet untuk melepaskan cincin itu dengan bantuan sabun cuci tangan. Setelah beberapa kali dia gosok dengan sabun dan terus dia tarik cincin itu tetap saja tidak mau terlepas dari jari tangan nya. 

"Shibal!! Cepetan lepas bangsat!" ujar Alezya kesal. 

"Lo ngapain?" tanya seorang gadis yang baru saja masuk ke toilet sudah disambut dengan Alezya yang seperti cacing kurang gizi. 

"Bantuin gua lepasin cincin ini!" pinta Alezya kepada Abel. 

Abel membalas dengan anggukan patuh kedua gadis itu dengan segenap jiwa raga berusaha melepaskan cincin itu sampai Alezya beberapa kali menjerit kesakitan karna cincin itu sangat sulit di lepaskan. 

"Cincin ini nggak mau lepas dari jari lo. Kalau di paksain terus jari lo bisa putus, mendingan pergi ke toko perhiasan aja minta mereka lepasin cincin itu," saran Adel yang sudah kewalahan membantu Alezya. 

Kedua gadis itu sudah hampir dua jam di dalam kamar mandi hanya untuk melepaskan cincin itu dari jari tangan Alezya namun tetap tidak ada hasil kecuali jari Alezya yang merah merona. 

"Hadeh. Gua mau boker sampai lupa Alezya!" panik Adel. 

......... 

--------

Makasih dah mampir jangan lupa vote dan komen nya... See you...

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
Glorious  [End] ( Sudah Terbit)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora