42. ORPHAN

131 25 5
                                    

Recommended soundtrack
for this chapter:
Lim Hyung Joo - I Hope You'll Be Happy

______________________________

"Kita akan kemana?"

Tanya pemuda manis yang tengah didudukkan pria bersetelan serba hitam itu dihadapan cermin besar meja rias milik mendiang adik tirinya Lee Jaemin.

Tidak biasanya pria itu mengajaknya untuk berdandan. Maka dari itu si pemuda manis berasumsi bahwa pria itu akan mengajaknya untuk pergi ke suatu tempat atau menghadiri suatu acara mungkin?..

"Ke suatu tempat" jawab pria itu datar. Tak ada senyuman di bibirnya. Netranya menatap pantulan wajah putranya dari arah cermin bulat yang terpampang dihadapan mereka.

Satu tangannya dengan telaten menyisir tiap helaian rambut coklat milik sang putra, sementara tangan yang satunya lagi bertengger di bahu pemuda tunanetra itu.

"Kemana?" tanya pemuda itu lagi.

"Ada" jawab pria itu singkat seakan tak ingin memberitahu akan kemana dan bertemu dengan siapa mereka nanti.

grep..

Satu tangan pemuda itu menangkup tangan sang papa yang berada di bahunya.

Pria itu menghentikan kegiatan menyisir rambutnya sejenak dan mengalihkan pandangannya pada tangan kirinya yang tengah digenggam oleh putranya.

Keduanya saling terdiam hening hingga pemuda itu melepaskan tangan Jeno dan beralih meraba tengkuknya sendiri untuk mencari sesuatu dibalik kaus yang dipakainya.

Perlahan namun pasti, pemuda itu berhasil memutar pengait kalung yang melingkari lehernya selama belasan tahun kebelakang.

Dilepaslah kalung titanium itu dari leher jenjangnya. Lalu ia mencoba untuk mengeluarkan cincin yang tergantung sebagai liontin itu dari salah satu ujungnya.

Tanpa banyak bicara, pria bermata elang itu hanya memperhatikan apa yang tengah dilakukan oleh putranya.

"Dulu.. " lirih pemuda itu mulai membuka belah bibirnya seraya memegangi liontin cincin yang sudah terlepas dari kalungnya dengan erat.

"papa bilang Jisung boleh melepas liontin cincin ini ketika Jisung sudah menemukan seseorang yang akan mendampingi Jisung seumur hidup"

Pria itu tetap terdiam mendengarkan patah demi patah kata yang terucap dari bibir ranum anak muda itu.

Beberapa detik kemudian tangan ramping itu tergerak naik untuk meraih tangan kekar milik papanya yang masih setia bertengger di bahunya.

Dengan gerakan halus ia menarik tangan pria berusia 42 tahun itu lalu ia meletakkan cincin yang ia genggam di tangan kanannya pada telapak tangan pria itu.

Kedua alis pria itu pun saling bertautan tidak mengerti dengan maksud tindakan sang putra.

"Tapi.. karena Jisung tidak bisa, jadi Jisung kembalikan saja cincin ini pada papa" lanjut pemuda itu sembari menggulung jari jemari sang papa agar cincin itu tak terlepas dari telapak tangannya.

"Kenapa tidak bisa?" Tanya pria itu datar.

Pemuda itu terdiam sejenak lalu mengambil nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan sang papa.

ORPHAN 2 | AFTER HIS GONE [COMPLETE]Where stories live. Discover now