7ㅣCemburu?

205 32 3
                                    

"Aduh, sebenarnya saya tidak bisa melakukannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aduh, sebenarnya saya tidak bisa melakukannya. Tapi saya juga tidak bisa menolak, karena ngerasa gak enak."

Pernah terjebak dalam situasi di atas karena kamu tidak mau bikin orang kecewa? Merasa gak enakan padahal kamu sendirinya gak bersedia? Pasti pernah kan? Saya saja sedang mengalami masa itu sekarang.

Pak Kades, bapaknya Citra yang pernah saya ceritakan. Saya pernah bilang kan kalau beliau itu sangat menyukai saya dan berharap saya jadi menantunya kelak.

Pak Kades benar-benar baik sama saya dan Mamah. Beliau selalu membantu saya dalam kesulitan. Seperti saat saya sedang dalam masa terpuruk dulu waktu Ayah meninggalkan saya dari dunia ini. Saya mendapatkan kembali sosok ayah dalam diri Pak Kades. Beliau sangat baik.

Saya bekerja di ladang Pak Kades. Beliau ini punya ladang yang luasnya berhektar-hektar. Awalnya saya hanya ingin bekerja sukarela saja mengingat begitu baiknya beliau sama saya. Karena tiap panen, Pak Kades selalu memberikan hasil panenannya buat saya sama mamah. Saya sebenarnya merasa gak enak makanya saya mau berinisiatif bantu Pak Kades di kebunnya, eh tapi saya malah tetap dibayar. Katanya, "Kalau kamu mau gak dibayar, ya nanti kalo udah nikah sama Citra. Soalnya kamu yang harus bayari semua karyawan, bukannya kamu yang dibayar." Yang dimaksud Pak Kades adalah saya akan diberi kesempatan buat mengelola perkebunannya kalau menikah sama Citra kelak. Dalam artian saya adalah pemimpin yang harus mengurus semua perkebunannya.

Saya bingung sendiri harus bagaimana. Pak Kades selalu ngasih saya gaji sesuai dengan pekerjaan saya si kebun. Mau menolak tapi gak bisa. Ya sudah saya terima wae atuh, rezeki anak sholeh kalo kata Mamah mah.

Tapi untuk urusan menikah saya gak mau banyak bicara. Sebab, untuk saat ini saya belum bisa menjamin itu. Karena baik Citra maupun saya tidak punya perasaan yang sama. Saya suka Runi, dan Citra suka Imin. Tapi meskipun begitu, saya berusaha sebaik mungkin menjaga silahturahmi dengan keluarganya. Saya hanya tidak ingin mengecewakan Pak Kades karena kebaikannya yang sudah saya terima selama ini.

Seperti saat ini, waktu saya selesai bekerja di kebunnya Pak Kades dan mau pulang, saya papasan sama Citra. Kenapa saya bisa ketemu sama Citra? Karena kebunnya Pak Kades ini berada di belakang rumahnya. Halaman belakang rumah Pak Kades sangat luas. Jika ingin ke kebun, ada akses jalan dari samping rumah Pak Kades. Waktu saya papasan sama Citra, saya tanyain dia mau kemana. Katanya mau ke pasar di suruh sama Bu Kades. Kebetulan di sana juga ada Pak Kades yang baru saja datang dari kebun.

"Rék kamana?" celetuk Pak Kades.

"Pasar, Pak. Di suruh Ibu," jawab Citra.

"Oh, ya udah sama Danu wae atuh biar gak sendirian," kata Pak Kades.

Saya lagi-lagi gak bisa menolak dan tetap mengantar Citra ke pasar.

Tapi, saya menyesalinya saat mata ini bertemu dengan 'Dia'. Dia yang saya maksud adalah Runi. Perempuan yang berhasil buat saya tergila-gila itu hari ini sedang ke pasar sendirian.

Dia Arunika, 1996 ✔Where stories live. Discover now