🥀 FRIENDZONE 12

32 12 22
                                    

WAKTU terus berlalu hingga sore pun tiba. Cindy segera berpakaian dengan rapih dan mempersiapkan diri untuk segera pergi dengan Dimas.

"Duhh udah sore aja nih, mana baju belum di setrika lagi" Cindy mulai panik, karena belum juga siap.

Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu rumah Cindy. Sepertinya Dimas telah tiba.

"Waduh dia udah datang yah" tutur Cindy mulai panik.

"Tunggu, gua belum siap!!!" Teriak Cindy dari dalam kamarnya.

"Iya buru, gua tunggu di luar yah."

"Iyahhh....!!!" Teriak Cindy.

"Eh nak Dimas, udah datang yah? Yuk masuk dulu, biasa Cindy masih dandan" Sapa mamanya Cindy.

"Eh tante" Sambil memegang dan mencium tangan ibunya Cindy.

"Mari nak masuk."

"Iya tante" Sambil berjalan mengikuti ibunya Cindy.

"Silahkan nak dimakan, hehe maklumlah Cindy tukang ngaret."

"Hehe iya tante, Cindy memang ngak berubah yah, tukang ngaret hahaha."

"Ihhh ibu.....Dimas.....huhhh gosipin Cindy yah?"

"Hahaha kasian nak Dimas udah lama nunggunya, udah siap nak?"

"Iya mah udah beres" Sambil mencium tangan ibunya disusul oleh Dimas yang juga mencium tangan ibunya Cindy.

"Hati-hati yah nak perginya, jangan pulang larut malam juga yah" Nasehat ibunya Cindy.

"Hehe siap tante."

"Kami pergi yah bu, Assalamu'alaikum."

"Iya nak, hati-hati di jalan."

"Assalamu'alaikum tante."

"Iya nak, hati-hati yah bawa motornya."

"Siap tante" Dimas mengiyakan sembari tersenyum.

"Dadah bu" Sambil melambaikan tangannya.

"Dadah......" ibunya Cindy juga membalas lambaian tangan anaknya.

Mereka segera pergi meninggalkan rumah.

Saat ini mereka sedang berada di jalan.

"Gua gugup nih" Tutur Dimas.

"Gugup kenapa lu?"

"Nanti gua kasi tau"

"Ihh nyebelin, gantungin orang tau."

"Hahaha biarin."

🥀

Akhirnya mereka telah sampai di taman tempat mereka sering berkunjung.

"Jadi kita mau ngapai?" Tanya Cindy.

"Bentar izinin gua bernafas dulu."

"Memangnya lu ngak napas dari tadi?"

"Yah napas sih, coba deh rasain detak jantung gua, kencangkan? Eh lu poinian yah? Kok tambah manis yah." Sambil menarik tangan Cindy ke dadanya dan memegang poni Cindy.

"Apaan sih lu?" Tiba-tiba Cindy melepaskan tangannya setelah terbengong selama beberapa detik, karena terkejut atas perilaku Dimas.

"Hehe kencang kan detak jantung gua?"

"Iya sih, tapi gak perlu nyentuh tangan gua juga kali, apalagi sampai nempelin ke dada lu, itu juga jangan pegang-pegang poni gua, gua capek tau sisiran."

"Hahaha kenapa sih jaga batasan amat? Kitakan udah sahabatan sejak dulu tau."

"Iya iya sahabat....."

"Haha kenapa ditekankan segala sih?"

FRIENDZONE [PROSES TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang