59

9K 861 271
                                    


"Jay brengsek!" desis Sabiru tajam

















HAPPY READING
________________________

"haha iya gue" Jay tertawa dan mendekat kearah SABIRU

hingga sampai di depan gadis itu tangannya terulur menyentuh pipi Sabiru.

namun Sabiru langsung mengelak membuat Jay geram sendiri.

"gausah.sentuh.gue." tekan Sabiru

"lo cuma milik gue." dingin Jay

Jay yang terlihat di depannya sekarang sungguh berbeda ah lebih tepatnya inilah sifat aslinya, bersembunyi dibalik sifat playboy, kocak, dan pecicilan.

"lo tau cowo gue siapa" dingin Sabiru

prangg!!

"APA HEBATNYA VENZI?!" bentak Jay

ia melempar vas bunga yang berada di meja sebelah kasur. Jay mencekram dagu Sabiru lalu mendongakkan kepala gadis itu hingga menatapnya.

"lo gaperlu tanya lagi apa hebatnya Venzi" sinis Sabiru

plak!

wajah Sabiru tertoleh kesamping karna Jay yang menampar gadis itu tepat pada Kila menampar nya tadi, alhasil pipi Sabiru mengeluarkan darah.

"5 tahun penantian gue dan malah si bajingan itu yang dapetin lo! gue ga terima!!" bentak Jay

Sabiru terkekeh pelan "lo kenal sama gue baru 5 tahun, sedangkan Venzi udah dari kecil kenal gue, mikir bodoh!"

Jay menjambak rambutnya hingga mendongak ke atas, tatapan pria itu sungguh beda dan tajam, ada sesuatu yang berbeda dapat Sabiru lihat.

"gue gapeduli." dingin Jay

"lepasin." dingin Sabiru

Jay tertawa "ga semudah itu sayang"

"stop manggil gue dengan kata menjijikkan itu!" peringat Sabiru datar

"sekarang hanya ada gue sama lo, ga akan ada yang bisa ngehentiin gue sekarang" ucap Jay tersenyum smirk

Sabiru melihat Jay yang melepas jas nya dan membuka kancing bagian atas kemejanya.

"mau ngapain lo!" ucap Sabiru menatap tajam pria itu

Jay kembali mendekat dan berbisik di telinga Sabiru.

"ssttt kita akan bersenang-senang malam ini cantik.. haha" bisik Jay diakhiri kekehan pelan

Sabiru terus berusaha melepaskan ikatan pada tangannya, namun Jay melihat pergerakan gadis itu dan langsung saja Jay mengambil sesuatu dari tangan Sabiru.

"belati" gumam Jay memandangi belati yang selalu Sabiru bawa kemana-mana dengan tatapan sinis

ia melempar belati itu hingga tidak tau jatuh kemana. Sabiru berdecak pelan sekarang ia benar-benar tidak memiliki senjata apapun.

"lo pikir gue gatau?" ujar Jay datar

"oh"

Sabiru tetap tenang menampilkan mimik datar yang setiap hari menghiasi wajahnya.

Jay mengangkat dagu Sabiru dan jarak wajah mereka yang begitu dekat.

Keduanya saling bertatapan dengan tatapan Jay yang sayu dan Sabiru menatap datar pria itu yang kini hendak mencumbunya.

TRANSMIGRASI MERMZAISEUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum