56

9.6K 721 230
                                    

HAPPY READING
________________________

Erlan membawa Gazril pergi ke taman depan rumah sakit. Ia mendudukkan pria itu di bangku panjang disana.

keduanya saling diam tanpa ada yang memulai percakapan, Gazril yang tampak nafasnya ngos-ngosan karna emosi.

"sadar." celetuk Erlan tiba-tiba

"maksud lo apa?!" ngegas Gazril

Erlan menoleh "hapus rasa yang lo punya. dia adek lo bahkan sekarang jiwanya Zaise, yang lo lakuin itu salah, perbaiki semuanya."

Gazril terdiam.

"lo terobsesi sama Sabiru bukan cinta. Dan sekarang? dampaknya begitu besar" ucap Erlan datar

"sadar Zril, bisa-bisanya lo terobsesi sama adek sendiri? otak lo udah ga berfungsi apa gimana?" lanjut Erlan

Gazril mendengarkan tiap perkataan yang keluar dari mulut Erlan, ia menunduk merasa tersentil dengan ucapan Erlan.

"lo harus bisa kendaliin semua itu, anggap Sabiru adalah bener-bener Zaise maka lo bakal cepat bisa hilangin rasa itu. semuanya masih bisa di perbaiki, selama lo masih belum ngelakuin hal yang terlarang" jelas Erlan

"maaf" ucap Gazril menunduk

puk! puk!

Erlan menepuk-nepuk pundak Gazril mencoba menasehati pria itu pelan-pelan, tidak perlu dengan kekerasan karna itu tidak akan berhasil. Maka nasehati lah dengan baik-baik, beri dia pengertian supaya bisa berubah.

"hapus semua rasa itu." ucap Erlan

Gazril mendongakkan kepalanya menatap Erlan lalu mengangguk.

"gue bakal coba" jawab Gazril

"bukan dicoba tapi emang harus."

Gazril mengangguk "iyaa harus"

***

"Al" panggil Sabiru

Venzi yang tengah fokus pada handphone nya berdehem.

"hem"

"Alta" panggil Sabiru lagi

"hm"

"Alta!"

"why babe?" Venzi menatap Sabiru

"laper"

Venzi memijat menghela nafas pelan lalu pria itu memijit pelipisnya merasa pusing dengan Sabiru.

"mau makan apa?" tanya Venzi

"mie ayam" jawab Sabiru

"no! big no." tolak Venzi mentah-mentah

Sabiru mendengus "gajadi."

oh ayolah!

"yang lain." dingin Venzi

TRANSMIGRASI MERMZAISEWhere stories live. Discover now