35. Bandung Rafka pov

3 2 0
                                    

Pukul 21. 15

Sebelum balapan itu di mulai. Gavin memutuskan untuk menghampiri Raffa yang sedang bersiap-siap di motornya.

"Kenapa?" tanya Raffa begitu melihat Gavin berada di sampingnya.

"Kak Brian nelpon gue. Shireen di bawa ke rumah sakit, dia bilang Shireen minta lo buat ke rumah sakit, sekarang." ujar Gavin membuat Raffa terdiam, tak lama setelah itu ia pun mengangguk kecil.

"Gue bakal selesaiin ini secepatnya, dan balik ke Jakarta buat temuin Shireen." kata Raffa meyakinkan Gavin.

"Gue percaya sama lo." ujar Gavin menepuk bahu Raffa.

Sedangkan Rafka. Kini ia sudah berad tepat di tengah jalanan, bersebelahan dengan Raffa yang sedang bersiap-siap.

"Kalo lo udah ngerasa ada yang aneh di diri lo, berenti aja, gausah maksain." Ujar Kayden yang sedari tadi berada di sisi Rafka.

"Lo udah kaya Khanza aja deh Kay, lo tenang aja gue gaakan kenapa napa. Percaya sama gue!" kata Rafka sembari tertawa kecil, berusaha meyakinkan Kayden

Ucapan Rafka membuat Kayden menghela nafas berat.

"Gimana gue mau tenang Ka, sedangkan kondisi lo yang bikin gue gak percaya sama lo." ujar Kayden dalam hati.

"Gue gapapa Kay, lo jangan berlebihan kaya gitu." setelah mengatakan itu ia pun langsung memakai helm full facenya.

...

1

2

3

MULAI!

Tanpa banyak basa-basi. Keduanya mulai menjalankan motornya dengan kecepatan penuh. Membuat semua orang yang ada di sana bersorak riuh.

"AYO RAFF KALAHIN DIA!"

"YOK BISA YOK KA!"

Melihat kedua orang itu sudah mulai menjauh. Kayden dan Gavin pun mulai mengikuti keduanya dari belakang dengan kecepatan normal.

Dengan lihai Rafka dan Raffa menyalip di antara kendaraan-kendaraan yang ada di sekitar mereka.

Melihat truk berada tepat di depannya, dengan percaya dirinya Raffa pun menambah kecepatan motornya dan menyalip truk besar itu.

Tidak mau kalah. Rafka pun bergegas mengikuti Raffa yang menyalip truk besar itu.

Naas! Begitu menyalip truk itu dapat Raffa lihat dari jarak yang cukup dekat ada bus yang sedang berjalan kearahnya dan akan segara menabraknya.

Setelah berhasil menyalip truk itu tiba-tiba saja tubuh Rafka merasa tidak enak, lemas dan sakit. Di tambah kepalanya yang terasa begitu pusing.

Melihat Raffa tepat di depannya dapat ia lihat pula bus yang akan segera menghantam Raffa.

Dengan kecepatan penuh seperti ini sangat sulit untuk menghentikan motornya secara mendadak, dengan cepat Raffa pun membanting keras stang motornya ke arah lain dan mengerem mendadak membuat bus itu ikut mengerem mendadak. Melihat Raffa yang mengerem mendadak tepat di depannya membuat Rafka kesulitan untuk mengendalikan motornya dengan kecepatan dan kondisinya yang seperti ini.

Tangannya bergetar, dunia seolah berhenti.

"Gue mohon jangan sekarang." ucap Rafka bergetar.

Melihat motor Rafka yang akan segera menghantamnya membuat Raffa memejamkan matanya dan berbicara pada dirinya sendiri.

"Jangan sekarang, gue masih punya janji."

Dan...

brukk

KHANZAWhere stories live. Discover now