28. sekarang kita apa?

19 6 0
                                    

"Pertemuan dan perpisahan terjadi begitu cepat, namun perasaan dan kenangan tertinggal begitu lama."

"Lo Khanza kan?" tanya gadis sambil memicingkan matanya untuk memastikan, hal itu membuat Khanza menoleh kearah nya.

Sedangkan kedua laki-laki itu hanya menatap malas dan membuang muka saat Khanza menoleh.

Dengan cepat gadis itu pun memeluk Khanza dengan erat, bahkan kini air matanya sudah mengalir mengenai wajahnya.

Dengan sedikit ragu Khanza pun membalas pelukan gadis itu.

"Lo kemana aja za? lo baik baik aja kan? gua cari cari lo selama ini! trus sekarang lo tinggal dimana? lo kuliah dimana?" tanya gadis itu setelah melepaskan pelukannya.

Gadis itu bernama Nesya Quenby teman Khanza sedari SMP hingga SMA kelas 10.

"Kan lo tau kalo gue pindah ke Jakarta, dan gue masih kelas 12 sekarang," jawab Khanza dan tersenyum tipis setelah berbicara itu.

"Hah? lo ngulang?" tanyanya. Khanza hanya mengangguk mengiyakan ucapan Nesya.

"Ngapain lo dateng kesini?" tanya seorang lelaki dengan muka datarnya, sebut saja Nero.

"Ner!" ucap Nesya.

"Bener kata Nero nes, ngapain juga dia ada di sini!" kali ini Arzan yang berbicara.

Khanza hanya diam membisu mendengar ucapan teman-temannya Rafka.

"Lagi pula lo udah gaada hak za, lo sendiri yang mutusin buat tinggalin kota ini dan lupain kita semua, termasuk Rafka. IYAKAN! Dan sekarang ngapain lo balik ke bandung dan dateng kesini?!" ucap Nero sedikit emosi.

Dapat Khanza liat wajah Nero yang sudah memerah. Dan bahkan saat ini matanya mulai memerah.

"Nero jaga ucapan lo, Khanza kaya gini mungkin ada alasan nya!" ucap Nesya berusaha membela Khanza.

"Iyakan za?" tanyanya kepada Khanza membuat Nero menatap kearah Khanza seakan-akan meminta jawaban.

Sedangkan Khanza hanya terdiam dan menunduk, membiarkan air matanya menetes.

"Lo liat Nes dia cuma diem berarti emang gaada alasan buatnya. LO LIAT!" ucap Nero menunjuk Khanza. Membuat Nesya terdiam.

"NERO!" Panggil seseorang yang baru saja datang dengan seorang gadis di belakang nya.

"Kayden," ucap Khanza sangat pelan ketika melihat orang itu. Merasa namanya disebut Kayden pun melirik sekilas kearah Khanza dan kembali menatap Nero.

"Lo apa-apa si ribut di depan Rafka kaya gini! Ga lucu ner."

"Sorry Kay, gue kebawa emosi," sesal Nero.

"Berani juga lo dateng kesini. Khanza?" ucap gadis yang berada di samping Kayden dengan wajah sinis nya.

"Kak Ale," ucap Khanza reflek ketika melihat orang itu.

Khanza tau siapa dia, gadis itu adalah Allena zevanya. Kakak kelasnya dulu, sahabat Rafka dan Khanza tau bahwa gadis itu sebenarnya menaruh perasaan kepada Rafka.

"Masih inget juga sama gue," gumamnya sambil memutarkan bola matanya.

"Kenapa? Kaget?"

"Jadi selama ini lo selalu dateng diem-diem ke sini ya? Pantesan waktu kita kesini satu tahunan nya Rafka ada banyak bunga mawar yang bertaburan disini,"

"Itu ulah lo kan?"

"Le udah," ucap Kayden menghentikan Allena agar tidak ada keributan di tempat seperti ini.

"Hai za, lo masih inget gue kan? udah lama ya gak ketemu," sapa Kayden dengan senyumnya.

"Gue denger-denger katanya lo udah punya pacar baru ya?" tanyanya lagi membuat Khanza mengalihkan pandangannya.

KHANZAWo Geschichten leben. Entdecke jetzt