13. Hari yang buruk

91 78 39
                                    

"Kabar itu penting, kalau kamu ga dikabarin berarti ga penting."

begitu kata tiktok

•••

K

hanza pun kembali kedalam kelasnya yang kosong, karena semua orang dalam kelas itu sedang ada di lab, hari ini ia tidak mengikuti kelas fisika dan memilih untuk tetap di kelas karena ingin menenangkan dirinya.

Khanza duduk di bangkunya dan langsung menelungkup kan wajahnya membiarkan air matanya mengalir disana tanpa seorangpun yang melihat dan mengetahuinya bahwa ia sedang menangis.

"ya ampun Khanza," ucap Shireen ketika memasuki kelas dan melihat tubuh Khanza yang bergetar karena menangis diam-diam.

"Khanza lo kenapa nangis?" tanyanya panik karena melihat sahabatnya itu nangis di kelas yang kosong ini.

"siapa yang udah berani bikin lo nangis? siapa hah?" tanyanya lagi.

"Khanza jawab gue dong, kasih tau gue, lo kenapa nangis?"

"gue gapapa reen," jawab Khanza sambil mengusap air matanya, wajahnya tidak bisa bohong bahwa ia sedang tidak baik-baik saja.

"Khanza,"

"lo kok ga ke lab?" tanya Khanza berusaha mengalihkan pembicaraan.

"ya ngga lah, gue dari tadi nyariin lo kemana-mana tapi gaada, jadi gue memutuskan buat balik ke kelas ternyata lo ada di sini," jelas Shireen membuat khanza mengguk paham.

"lo dari mana si za? trus kenapa nangis sendirian di kelas?"

"gue gapap..,"

"yaudah kalo lo belom mau cerita gapapa, gue gaakan maksa," potong Shireen

"ishh ngga gitu reen, gue cuma sedih, dan....," Khanza pun menceritakan semuanya kepada Shireen tentang dirinya yang menemui Gavin dan semua yang ia bicarakan dengan Gavin.

"mereka beneran gatau sama sekali keberadaan Deva?" tanya Shireen tidak percaya.

"iyaa tapi gue ga percaya kalo mereka gatau, tapi liat respon kaya gitu kayanya emang mereka gatau," jelas Khanza.

"parah banget si Deva, balik balik abis sama gue karena bikin sahabat gue sedih sedihan mulu!" kesal Shireen.

"tapi lo tau alesan DARIORS sama anak YOREKS tauran gara-gara apa?" tanya Shireen.

"gue gatau karena apa, ga nanya juga gue cuma mau tau tentang Deva," ucap Khanza.

"mereka kan udah musuhan dari lama, palingan masalah kaya yang udah-udah aja," lanjutnya.

"yaudah lo gausah nangis lagi, udah lupain aja nanti kalo tuh anak balik baru dah lo sama dia selesai-in dan omongin baik-baik," ucap Shireen agar Khanza sedikit tenang.

"gausah mikirin tu anak mulu, belom tentu dia mikirin lo," lanjutnya kesal.

"gue juga mau nya kaya gitu, tapi gabisa reen," ucapnya sedih, karena tanpa di suru pun jika ia bisa melakukannya pasti sudah ia lakukan.

"yaudah mending ke kantin yuk, laper nih gue belum makan, soalnya gak di suru makan sama ayang," ucap Shireen mengikuti trend ti*ktok.

"kaya punya ayang aja lo, yauda deh ayo gue temenin," jawab Khanza setelah menghapus sisa air matanya yang sudah mulai kering.

"ish za, harusnya lo jawab "aduh pusing gak di kasih kabar sama ayang" gitu," ucap Shireen menyindir membuat Khanza memutarkan matanya malas.

"yaudah ayo ke kantin, gausah lama ngikutin trand trend apalah itu," ajak Khanza.

KHANZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang