Vanila mengigit bibir bawahnya salah tingkah. "Kalau misalnya kamu nggak ngejar aku lagi, kamu bakal lupain aku dan cari cewek yang lebih cantik dari aku?" 

Zayyan tak menanggapi, ia malah mengalihkan pandanganya sembari bergumam. 

"Menurut kamu gimana?" Zayyan menatap Vanila lekat. Jantung Vanila ngedadak berdebar kencang. Ia juga takut bilang begini sebenarnya.

"Vanila kamu…" 

Di tengah jembatan, Zayyan baru menyadari sebelah ikat tali sepatu Vanila terlepas. 

"Kamu sangat ceroboh, kenapa bisa tali sepatu lepas kamu gak nyadar? Untung pacar," Zayyan berjongkok mengikat sebelah tali sepatu Vanila rapih. Vanila terpaku, ia tak bisa berkata-kata lagi pada cowok itu, sekarang ini ia merasa tak berdaya pengen pingsan aja.

"Kamu tanya ke aku, kalau aku ngga ngejar kamu lagi aku mau kayak gimana? Lebih tepatnya aku tetap menunggu kamu, prinsipku mengejar seseorang lagi tanpa menyerah itu harus." Zayyan berdiri tegak dihadapan Vanila, semilir angin kecil lewat berhasil membuat rambut nya terlihat sedikit berantakan. tanpa permisi, tangannya bergerak menyelipkan helaian rambut Vanila kebelang telinga. 

"Van, Kamu nangis?" Vanila dengan cepat menyeka sudut matanya. 

"Ngga, aku ngga nangis," elaknya. 

"Di mataku, kamu nangis seperti banyak beban sendirian. Aku milikmu dan aku pacarmu jadi jangan banyak pikiran, aku disini bersamamu, aku selalu siap menjadi pendengarmu." Ucap Zayyan di akhiri tatapan jailnya seraya menguyel-unyel pipi Vanila gemas. 

"Zayyan, selama aku pacaran sama kamu. Hidupku penuh warna lagi aku.." 

"Aku tampan kan?" Pedenya. 

"Kamu jelek, untung aku sayang kamu!" 

"Bilang aja aku tampan." Godanya.

"Kepedean banget jadi cowok. mending Jaemin nct udah ganteng, pinter, cakep lagi! Meleleh aku.." 

Zayyan merenggut kesal, bisa-bisanya pacar sendiri di bilang jelek sedangkan oppa-oppa Korea nya di sanjung tampan. Pilih kasih emang.

"Kamu pilih aku atau Jaemin?" 

"Jaemin!" 

"Jaemin atau aku?" 

"Jaemin lah!" 

"Jadi aku pacar kamu atau selingkuhan kamu?" 

"Selingkuhan." 

Zayyan terperangah tak percaya, "Oh, Jadi aku cuman selingkuhan kamu? Kalau ada apa-apa minta aja sama si Jaman!" Sambil berkacak pinggang. 

"Jaemin woy!" Vanila membenarkan.

"Sama aja!" 

Vanila cekikan menertawai sifat cemburu Zayyan persis anak kecil. Lucu, gemas tapi sayang tukang ngeselin. Sengaja sih Vanila bikin cowok itu cemburu biar tahu rasa.

••• 

Usai menaiki jembatan sambil menikmati senja. Zayyan mengulurkan tangannya setelah ia menginjak di salah satu sisi perahu. "Hati-hati sayang," ujarnya seraya mengeratkan cengkramannya di jemari Vanila. 

Vanila tersenyum malu. Menunduk sedikit. Memalingkan wajahnya menahan rasa panas di wajah. Zayyan menuntun Vanila untuk saling berhadapan. 

Zayyan mulai mendayung pelan sampai perahu yang mereka tunggangi mulai menjauhi bibir daratan. 

Di tengah danau yang indah serta sejuk di pandang. Mereka berdua menikmatinya. Senyuman keduanya tak pernah luntur sedikit pun meski masihg-masing memiliki permasalahan nya sendiri. Namun, mereka sangat menyukai keindahan alam sehingga Zayyan dan Vanila bisa melupakan sejenak.

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin