Part 25 "Sweet Uncle for Rey"

9.2K 545 82
                                    

Hallo, selamat hari sabtu, ini sabtu atau minggu sih aku lupa hari karena libur😭
Btw yang pada sekolah gimana sekolahnya?
Yang udah kerja gimana kerjaannya?
Semoga kalian baik-baik aja ya, maaf banget karena hiatus lama dan ninggalin kalian semua:(

Happy reading semoga kalian suka♡

......

Sampai di kantor Arvin langsung mengecek laporan dari bawahannya kemudian menuju ruangan pribadinya, pria itu sibuk membolak-balik dokumen yang ada di meja dan menandatangani satu persatu kemudian menyisihkan dokumen yang harus direvisi ualng. Arvin mengerjakannya dengan cepat, sekitar pukul dua dia sudah keluar dari ruangannya untuk pergi bersama sekretarisnya ke gudang untuk mengecek barang.

Devan sudah ada disana duluan menunggunya, pria itu juga sibuk melihat data yang tercantum dalam tablet yang dipegang nya. Keduanya berbincang-bincang sebentar kemudian dilanjutkan dengan pembahasan seputar ekspor yang mereka rencanakan sejak dua bulan lalu, project mereka nyaris sempurna dan semua itu berkat usaha keras Arvin sebagai atasan dan Devan yang turut membantu.

"Sesuai rencana kamu yang mewakiliku ke London selama Felisa hamil." ujar Arvin.

"Tenang aja Ar, aku juga sudah membuat keputusan akan segera meminang perempuan. Supaya Hana bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, juga ketika aku pergi ke London nanti ada yang menjaganya di rumah." ujar Devan.

Arvin tersenyum puas, "Bagus, jangan hukum Hana diatas rasa bersalahmu pada ibunya," ujar pria itu.

"Lalu, siapa yang mau kamu pinang?" lanjutnya bertanya.

"Orang yang anakku mau, aku juga menyukainya karena dia memang masuk kedalam kriteriaku." jawab Devan sambil menunjukan foto dua perempuan beda usia.

"Sudah kuduga, semoga berhasil!" celetuk Arvin, kemudian pria itu pergi dari ruangan Devan untuk kembali ke ruangannya sendiri.

Kalau Felisa tahu pasti heboh, lebih baik tidak udah memberi tahu 'kan?

Arvin menyiapkan materi meetingnya besok pagi kemudian pulang saat kegiatannya sudah usai, baru sampai didepan pintu dia harus di suguhkan dengan pertengkaran antara Adira sekretarisnya dengan Airin. Adira yang biasanya sangat ramah pada Airin dan sangat sabar itu mendadak jadi berani melawan bahkan mengusir Airin secara terang-terangan.

"Maaf anda tidak di izinkan masuk ke ruangan Pak Arvin, tolong jaga batasan anda!" ujar Adira yang terlihat kesal.

"Heh kamu itu cuma sekretaris ya, berani-beraninya kamu ngusir saya. Saya itu calon istri atasan kamu!" balas Airin berapi-api.

Adira tampak berdecak, "Tolong jangan halu, bapak Arvin sudah berkeluarga dan beliau melarang anda masuk ke ruangannya, tolong mengerti sebelum saya memanggil keamanan!" tegas wanita itu.

Ekhem!

"Kenapa ribut-ribut, kalian kira ini pasar?" sindir Arvin sambi berdiri di depan pintu ruangannya.

Airin menoleh dan langsung berbinar-binar melihat Arvin, "Kak Arvin aku kangen banget sama kakak!!" serunya.

Perempuan itu melepaskan diri secara paksa dari Adira dan hendak berlari ke arah Arvin, Adira tidak tinggal diam begitu saja ada lalat pengganggu yang hendak mengacau rumah tangga atasannya. Adira dengan emosi menarik rambut pirang Airin sampai perempuan itu memekik kesakitan.

"Mau apa? Jangan harap bisa menyentuh pak Arvin, ingat ya mbak beliau itu sudah punya istri!"

"Kalau masih punya harga diri lebih baik pergi dari sini, jangan jadi perempuan murahan yang menggoda suami orang, hush!" lanjut Adira sembari melepaskan jambakannya.

AMOUR (Mr. Pradipta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang