Part 15 "Tanda Merah"

19.5K 966 121
                                    

Hello selamat siang, btw 200 vote hari ini auto up part selanjutnya!!!!

Selamat membaca jangan lupa voment juga share♡

*****

Leguhan samar keluar dari bibir Felisa, wanita itu membuka matanya saat cahaya matahari mulai menerobos dari tirai jendela kamar. Dia menoleh kesamping dimana suaminya masih tertidur dengan wajah lelah, semalam suaminya itu entah tidur jam berapa karena terakhir dia melihat pak gantengnya itu masih sibuk dengan berkas-berkas dari kantor yang begitu banyak.

Felisa mengusap rahang tegas Arvin, mengamati wajah dengan pahatan sempurna itu dengan senyum merekah. Arvin meleguh pelan dengan tangan bergerak melingkari pinggang Felisa, bukannya kembali tenggelam dalam mimpi justru pria dewasa itu membuka matanya dan menatap Felisa tepat di manik mata wanita itu.

"Selamat pagi, Mas." sapa Felisa kalem dengan senyum manis yang akhir-akhir ini membuat Arvin gila.

Arvin membalas dengan senyum tipis dan elusan pelan di punggung Felisa. "Mata kamu ada beleknya."

Seketika senyum merekah Felisa langsung luntur, wanita itu hendak bangkit dari posisinya untuk bercermin, namun gerakannya terhenti saat Arvin menahan pinggangnya.

"Saya bercanda." ujarnya tanpa beban.

"IHH MAS ARVINNN!!" jerit Felisa jengkel. Bisa-bisanya pria itu bercanda di saat yang tidak tepat.

"Kamu marah?"

Felisa diam, tidak berniat menjawab atau sekedar menggeleng dan mengangguk. Padahal baru saja kemarin sore suaminya itu berhasil membujuknya untuk tidak marah lagi, dan sekarang pria itu malah membuatnya kesal pagi-pagi sekali.

"Kamu marah." pria dewasa itu tersenyum tipis saat tahu istri kecilnya ini tengah ngambek.

"Jangan marah, kamu tambah jelek." katanya yang berhasil membuat Felisa naik pitam.

"TAU AH MALES, MINGGIR!" ketusnya dengan suara nyaring.

Arvin terkekeh kecil saat Felisa keluar dari kamar mereka sambil menghentak-hentakan kakinya, dia pun ikut beranjak dari kasur tetapi tujuannya adalah kamar mandi karena dia akan pergi bekerja. Selesai mandi pria itu berdiri di depan cermin menatap tubuhnya yang hanya dibalut handuk sebatas pinggang sampai lutut, bibirnya tersenyum tipis saat jemarinya menyentuh area dadanya yang dipenuhi tanda merah hampir menghitam.

Padahal kejadian itu sudah dua hari berlalu tapi bekasnya masih begitu terlihat, istri kecilnya memang benar-benar brutal. Pria itu berbalik untuk keluar kamar karena ingin cepat-cepat berangkat kerja, ada sidang pagi ini dan siang nanti dia juga harus meeting bersama kolega bisnisnya kemudian sore sampai malam dia akan mengurus berkas-berkas tercintanya.

"Mas mau-IHH KENAPA NGGAK PAKAI BAJU?" teriak Felisa histeris begitu melihat Arvin yang bertelanjang dada.

"Lebay, kamu sudah lihat semua." sahut pria itu santai.

"Tapikan ini beda, Mas. Nanti kalau aku khilaf gimana coba, mana pagi-pagi gini masih dingin." cerocos Felisa sambil mengkerling genit.

Arvin terus melanjutkan memakai baju tanpa memedulikan Felisa yang sejak tadi membeo, kalau lelah wanita itu pasti akan berhenti mengganggunya, mungkin begitu pikirnya. Ternyata Felisa adalah Felisa yang tidak akan berhenti menggoda sebelum orang yang digodanya mengomel kesal, wanita itu mendengus saat Arvin malah sibuk hendak mengancingkan kemeja.

Tanpa pikir panjang wanita itu terus melakukan aksi jahilnya, tangan cantik itu melingkar di pinggang Arvin secara mendadak membuat sang empu terkejut, tidak hanya itu yang dia lakukan tapi sebelah tangannya kini meraba-raba dada suaminya dengan sensual, merambat ke leher kemudian ke rahang dan terakhir wanita itu berjinjit meniup tengkuk suaminya.

AMOUR (Mr. Pradipta)Where stories live. Discover now