Part 03 "Tunangan"

15.3K 959 16
                                    

Haii, selamat tengah malam, gatau ada angin apa aku rajin nulis wkwkw, setelah sekian lama kena writer's block aku punya ide baru haha.

So, jangan lupa buat voment ya syg, kutunggu. Happy reading❤❤🦋

♡♡♡♡

2 minggu kemudian~

Gadis dengan dres hitam dan rambut terurai cantik itu berjalan mondar-mandir di kamarnya sambil menenteng hells senada yang akan dia kenakan. Dirinya sedang galau memikirkan pujaan hatinya yang akan bertunangan malam ini dengan seorang wanita pilihannya, yap, Arvin akan bertunangan malam ini.

Hal itu sukses membuat Felisa patah hati, gadis itu binging harus melakukan apa agar pertunangan itu batal. Tapi membatalkan pertunangan orang bukan perbuatan yang baik, tapi jika tidak dibatalkan maka harapannya menjadi istri Arvin akan kandas.

Aduhh anjir, gue harus gimana, sumpah demi Tuhan gue gak rala. Pak ganteng ngerepotin hati aja!!

"Felisaaa cepetan, kalau lama lo ditinggal Papa!" teriak Zaki dari luar.

Felisa berdecak, mau tak mau dia harus merelakan pak gantengnya bertunangan dengan wanita lain. Dia segera memasang hells dan merapikan rambutnya, kemudian dia keluar dari kamar menyusul keluarganya yang sudah siap hendak berangkat ke acara pertunangan Arvin.

Baiklah, kali ini Felisa akan menjadi orang waras dengan tidak merusak acara orang, ada nama baik Papanya yang harus dia jaga. Dengan berat hati dia menampilkan senyum tidak rela begitu turun dari mobil, Felisa sempat menjadi pusat perhatian karena selama ini dia memang jarang ikut orang tuanya menghadiri acara seperti ini jika bukan orang terdekat. Apalagi banyak kolega bisnis Arvin yang datang, tidak semua orang yang mengenal Papanya tahu bahwa sang Papa memiliki anak perempuan bungsu.

"Dek, sini gandeng Kakak. Ramai banget takut hilang." ujar Kakaknya.

"Idihh Kakak pikir aku bocil, hilang pun aku bisa pulang sendiri!" sungutnya.

"Ya santai dong nggak usah ngegas, kan cuma ngingatin."

Waras dikit kek Fel, diromantisin abangnya salah gak di romantisin salah!

Entahlah pokoknya Felisa sedang tidak mood, dia tetap menuruti Kakaknya untuk bergandeng tangan meskipun hatinya dongkol. Tidak sampai disitu kekesalan Felisa, dia bertambah panas begitu melihat Arvin sedang berdiri dengan seorang wanita anggun nan cantik yang senantiasa menggandeng lengannya.

Pantes Pak Arvin nolak gue, saingan gue kek princess Aurora.

Batin Felisa, gadis itu melengos pergi ke stand minuman dan mulai minum jus disana, beberapa gelas dia habiskan karena tenggorokannya terasa terus tercekat begitu mengingat bahwa Arvin sudah memiliki calon istri.

"Ekhem!" dehem seseorang.

Felisa menengok, hatinya bertambah panas seperti dibakar begitu melihat Arvin dan tunangannya. Dia melemparkan senyum termanisnya dengan terpaksa, gadis itu memberikan sebuah hadiah untuk Arvin dan calon istrinya.

"Selamat ya, Pak Arvin dan..."

"Airin," sahut wanita itu dengan suara lembutnya.

"Ohh iya, selamat ya semoga lancar sampai hari H." ucapnya terpaksa.

"Terima kasih." balas keduanya.

"Kalau gitu saya mau nyusul Mama dan Papa dulu ya pak, bu. Permisi," pamit Felisa.

Gadis itu pergi sebelum mendapatkan balasan, dia duduk di salah satu kursi yang ada di pojok ruangan acara. Dia sibuk bermain ponsel sendiri tidak peduli sekitar, sibuk berbalas chat dengan teman-temannya untuk menghibur diri dari kegalauan hati, demi Tuhan hatinya potek-potek.

AMOUR (Mr. Pradipta)Where stories live. Discover now