Part 13 "Resepsi"

20.3K 1K 119
                                    

Selamat malam, selamat membaca karena besok puasa. Kalau kata aku sih kalian siapin bantal buat di gigit, ini konten penuh kupu-kupu soalnya^^

*****

Arvin menarik tangan Felisa masuk ke dalam kamarnya, dia mendudukan gadis itu di pinggir kasur kemudian menatap mata cantik gadis itu dengan seksama. Felisa yang ditatap demikian langsumg mengalihkan pandangannya, gadis itu benar-benar kesal dan gugup.

"Kenapa pindah kamar tanpa seizin saya?" tanya Arvin to the point.

Felisa diam tidak menjawab. "Kenapa tidak menjawab, kamu punya mulut 'kan?" sindir Arvin tajam.

Ck jleb banget sih ini orang kalau ngomong, niatnya kan mau jual mahal.

"Saya nggak mau sekamar sama bapak." jawab Felisa seadanya.

"Saya tahu kamu bohong, silahkan berkata jujur, Felisa." ucap Arvin dingin.

Felisa berdecak, ingin sekali dia mencakar Arvin sekarang juga, "Udah tau saya bohong ngapain pakai ditanya, lagian nggak mungkin bapak nggak tau alasan saya pindah kamar!" ujar Felisa nyolot.

"Saya males godain bapak lagi, orang yang digodain juga masih ngarepin masa lalunya." sambung Felisa dengan nada ketus.

"Udah lah saya mau ke kamar, bapak kerja sana!" usirnya tanpa dosa.

Baru saja hendak bangkit, tubuhnya kembali di dorong oleh Arvin dan parahnya lagi pria itu langsung mengukung dirinya. Felisa berjengit kaget, refleks dia mendorong Arvin namun yang di dorong tetap diam dan tidak bergerak sedikit pun.

"Apa?" tanya Arvin datar.

"Kamu mau ini 'kan?" ucap pria itu yang sedetik kemudian langsung menggigit leher Felisa.

Felisa tercengang, gadis itu masih begitu syok dan diam saja saat Arvin semakin gila di lehernya. Hingga sampailah pada waktu ketika lehernya di hisap kuat, Felisa menjerit membuat Arvin berdecak dan langsung membungkamnya dengan tangan. Jantung Felisa berpacu dengan cepat dan sulit di kendalikan, dia benar-benar kaget sekaligus panik mendapati perlakuan Arvin yang di luar ekspetasinya.

"Silahkan keluar jika kamu berani." ujar pria itu dengan smirk di bibirnya.

Felisa memegang lehernya takut-takut, Arvin macam vampir. Gadis itu segera mengaca lewat lemari, dia hampir terjungkal karena begitu syok mendapati tanda merah yang cukup banyak menghiasi lehernya.

Anjirr gue udah kayak korban pemerkosaan...
Mau taroh mana muka gue, dasar pak Arvin jelek bisa-bisanya dia begini ke gue!

Felisa menatap Arvin tak terima, gadis itu siap meledakkan amarahnya sebelum Arvin angkat bicara dan menghentikan itu semua.

"Kenapa marah, bukankah itu hal yang wajar dilakukan oleh suami pada istrinya?" tanya pria itu dengan senyum miringnya.

"Tap-"

"Tapi apa?" Potong Arvin, "Kurang banyak? Kalau begitu kemari, saya buat di tempat lain juga." sambungnya frontal.

Felisa benar-benar dibuat terdiam oleh Arvin. Dia kira Arvin tidak akan bertindak seperti itu melihat responnya selama ini yang acuh tak acuh dengan bebagai macan godaannya, sekarang kenapa pak gantengnya jadi seperti serigala buas? Tidak baik, ini tidak baik!

"Pak, leher saya udah nggak perawaannnnnn!!!" jerit Felisa sambil menangis, gadis itu menangis sambil memegangi lehernya

"Mamaaaaaa leher Felisa nggak perawan lagi huhuhu, semuanya salah pak Arvin!" tangisnya begitu dramatis.

AMOUR (Mr. Pradipta)Where stories live. Discover now