42

1.7K 187 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Kabar kebakaran pabrik menyebar dengan cepat, orang orang menyayangkan hal itu terjadi.

"Ya ampun apa lady baik baik saja?"
"Aku harap dia baik baik saja, apa setelah ini toko perhiasan akan di tutup?"
"Heei itu tidak mungkin, aku yakin lady akan bangkit lagi"

Percakapan yang di dominasi rakyat biasa itu berdengung dimana-mana, baru saja mereka senang karena aksesoris yang di jual Lady Cambridge sangat cocok untuk mereka dari segi ekonomi, namun musibah ini datang membuat mereka khawatir.

.
.
.

Di kediaman Cambridge mereka berkumpul di ruang tamu.

"Saya sudah memeriksa seluruh area pabrik, namun tidak di temukan darimana sumber api berawal" lapor Serif Noer.

"Itu lebih aneh, bagaimana mungkin pabrik sebesar itu terbakar begitu saja" Theo menimpali.

"Apa ada indikasi kesengajaan" Orion mencoba menerka- nerka.

Semua orang di ruangan itu setuju, bisa jadi seseorang sengaja membakarnya, tapi siapa?.

Riri hanya diam saja di kursinya, kepalanya sakit setelah menerima laporan kerugian.
Walau berliannya selamat, tapi kerugian datang dari gedung yang terbakar,tempat produksi, alat alat dan banyak lainnya, belum lagi ada 5 pekerja yang terluka. Kepalanya berdenyut, hadeh.

"Ryana sebaiknya kamu istirahat" Theo khawatir pada putrinya yang terlihat tidak sehat, Ryana pasti sangat syok.

"Pihak Putra Mahkota juga membantu penyelidikan, itu sangat membatu, semoga akan ada titik terang"

Mendengar itu Riri hanya memutar bola matanya, tentu saja Kaizer ikut kalang kabut, dia takut sumber uangnya bangkrut, dasar TIRAN!.

"Aku akan kembali ke kamar"
"Baiklah, serahkan ini pada ayah"

Oh my God, Riri butuh hiburan, dasar manusia laknat, kalopun pabriknya di bakar Riri langsung tau siapa itu, Duke Albern Hardwin, mana mungkin tua Bangka itu membiarkan posisinya tersingkir begitu saja. Ini buruk jika dia melakukan hal yang sama pada pabrik konveksinya Riri akan gigit jari.

"Nona, ada surat dari Putra Mahkota" Marry masuk membawa amplop dengan stempel istana.

"Huuft... Berikan"
Langsung saja Riri menyesal setelah membaca surat itu.

~•~

Bagaimana kau akan memperbaiki ini.
~•~

Bibir Riri berkedut kesal, dasar manusia tidak punya hati, bukannya prihatin dia malah mengatakan hal seperti itu, emangnya itu akan mengembalikan 50 juta koin emasnya, Dasar calon suami mokondo. Bah! Jangan sampai dia menikah dengan orang seperti itu.

Hari hari yang sibuk, sudah 2 Minggu berlalu sejak kebakaran itu, kini tiba hari pertunangannya dengan Pangeran Mahkota. Acara di adakan di Istana Demetria.

Sejak pagi Riri sudah di rias sedemikian rupa, punggungnya sampai pegal terlalu lama duduk.

Riri menggunakan koleksi dari butiknya sendiri, gaun mewah bertabur berlian yang akan menyilaukan mata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riri menggunakan koleksi dari butiknya sendiri, gaun mewah bertabur berlian yang akan menyilaukan mata. HAHAHA saatnya pamer.

Kereta kuda berhenti di aula istana, Riri di tuntun Theo perlahan menuju pintu besar setinggi 3 meter dengan ukiran rumit. Huh mau seberapa sering Riri kesini dia masih terpesona dengan istana.

Pintu terbuka dengan teriakan prajurit yang mereriakan nama kami.

"Lady Ryana De Cambridge dan Perdana Mentri Theodore De Cambridge memasuki ruangan"

Aula mewah itu sudah di padati oleh para bangsawan, saat Ryana masuk semua perhatian langsung tertuju padanya.

Di ujung sana ada altar, disana Kaizer bak pangeran yang menunggu tuan putri datang dengan wajah berseri, duh lihat lihat wajah konyolnya itu, memang ada yang percaya jika dia senang dengan pertunangan ini, yaah semua orang percaya.

.
.
.

Vooteeeeeeeeeee!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vooteeeeeeeeeee!

Dua Dunia RiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang