34

2.4K 284 0
                                    

Di perjalanan pulang Riri sibuk memperhatikan bongkahan berlian di tangannya, masih terkagum, jika di Jakarta Riri tiba tiba menemukan tambang berlian seperti ini wah auto sultan gak tuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Di perjalanan pulang Riri sibuk memperhatikan bongkahan berlian di tangannya, masih terkagum, jika di Jakarta Riri tiba tiba menemukan tambang berlian seperti ini wah auto sultan gak tuh.

"Kau sangat hebat" Riri mendongak merasakan usapan di kepala datang dari Orion, berhubung suasana hatinya sedang baik Riri balas tersenyum lebar pada kakaknya itu.

"Tentu saja, siapa dulu dong Riri'' balasnya jumawa.
"Riri?"
"Eh, itu seperti potongan namaku saja, Ryana, Riri ya begitu"
Orion hanya mengangguk saja, merasa senang bisa sedikit berdamai dengan adiknya.

.
.
.

Sesampainya di Mansion Cambridge Bryan dan Ryana memutuskan minum teh sejenak, sedangkan Orion di panggil ke istana untuk bertugas.

"Kita sukses besar" Bryan memulai percakapan.
"Tentu saja, kakak tidak kecewa bukan kehilangan 1 juta koin emas?" Tanya Riri bercanda.
"Hahaha itu bahkan tidak ada 1% pun dari penemuan hari ini"
"Ya ampun aku tidak percaya hari ini akan tiba" Riri sangat senang hari ini.

"Jadi bagaimana selanjutnya, kita bisa perbaharui kontraknya untuk mengelola tambang" Bryan menyarankan.
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk berlianmu" tambahnya.

Riri tersenyum lalu meminum tehnya sebelum menjawab.
"Masalah itu, aku ingin mendistribusikannya sendiri"

Bryan mengernyit bingung.
"Maksudmu ?, Kau bisa percayakan padaku lalu kita hanya tinggal bagi hasil seperti yang kau tawarkan"

"Benar, aku masih ingin bekerja sama dengan kak Bryan, seperti yang kakak tau aku hanya punya tambang dan tidak bisa menggalinya sendiri, aku akan menyewa tenaga kerja kakak untuk itu, setelahnya aku ingin mendistribusikan berlian-berlian itu sendiri"

Bryan terdiam mendengar keinginan Ryana.
"Jadi kau hanya ingin menyewa jasaku saja?"
"Benar, karena pekerja kakak adalah yang terbaik!" Ucap Riri semangat.
Bryan tertawa.
"Hahaha aku tidak tau kau punya rencana seperti ini?"
"Apakah tidak bisa?"

Riri memperhatikan perubahan di wajah Bryan, sepertinya laki laki itu keberatan, dari awal Riri sudah memikirkan ini, beruntung kontrak di awal hanya perjanjian tentang ganti rugi dan taruhan 1 juta koin emas, keberuntungan yang tak di perhitungkan mengenai bagi hasil 60% 40% belum ada perjanjian tertulis, hanya saja Riri tetap butuh Vendor untuk mengelola tambangnya. Riri tidak berfikir akan menyerahkan 100% pengelolaan pada Bryan, dia punya rencana lain.

Melihat Bryan yang terdiam Riri mendekat merangkul lengan Bryan dengan manja.
"Kakaaak boleh yaa~" rayunya seperti gadis polos.
"Lalu akan kau apakan berlian-berlian itu?"
Senyum Riri mengembang.
"Aku ingin buka toko perhiasan"
"Toko?"
"Benar kak tokoku sendiri, aku sangat bosan seharian di Mansion aku butuh kegiatan, jika Kaka mengelola tambang itu, sama saja aku tetap diam di tempat ini" jelas Riri cemberut.
Bryan kembali tertawa keras.
"Baiklah jika kau mengalami kesulitan beri tau aku"
"Siap!!!" Riri menegakan tubuhnya memberi hormat.
"Baiklah hari sudah sore aku akan kembali" Riri mengangguk saja,

Bryan berdiri sedikit merapikan pakaiannya setelahnya berlalu pergi, setelah bayangannya menghilang, Riri bergegas menuju ruang kerja Theo.

.
.
.

"Hai Nona"
"Hai paman Kiv, apa ayah di dalam"
"Tentu, saya akan memberitahu kedatangan Nona"
"Tidak perlu, aku akan langsung masuk"

Riri membuka pintu dengan cepat membuat Theo yang di dalam terkejut, hendak marah namun kemarahannya di telan kembali, melihat siapa yang masuk.

"Ayah"

Hati Theo selalu menghangat saat panggilan itu terdengar.

"Ada yang kau butuhkan"
Riri mengangguk semangat, lalu mengeluarkan bongkahan berlian dari tas kainnya.

Mata Theo terbuka melihat bongkahan berlian sebesar kepalan tangannya, berlian murni yang Theo tau berkualitas tinggi, harga per 1 gramnya mencapai 1 juta koin emas, dan ini sebesar kepalan tangannya.

"Dari mana kau mendapatkannya"
Riri tersenyum lebar
"Ini dari tambang Auriga"
Mata Theo melotot.
"Dari tambang?" Tanyanya tidak percaya.
"Tentu saja, tambang itu adalah harta Karun!" Ucap Riri sembari melompat kecil dia tidak bisa menahannya.
.
.
.

Vote and coment

Dua Dunia RiriWhere stories live. Discover now