11

3.5K 375 0
                                    

Riri tidak bisa tidur, perih di tangan dan pusing di kepalanya menjadi jadi, saat burung burung bercuitan di pagi hari dengan riang, kedua mata Riri sukses menghitam, tampilannya seperti zombie, tapi tidak, Dari kemarin Riri sibuk memikirkan ini i...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Riri tidak bisa tidur, perih di tangan dan pusing di kepalanya menjadi jadi, saat burung burung bercuitan di pagi hari dengan riang, kedua mata Riri sukses menghitam, tampilannya seperti zombie, tapi tidak, Dari kemarin Riri sibuk memikirkan ini itu sampai ia melupakan visual seorang Ryana.

Sudah 30 menit Riri diam di depan cermin membuat Marry resah di belakangnya,
Ryana De Cambridge wajahnya itu... Sangat mirip dengan wajahnya!! Bagaimana bisa? Riri mengusap pipi yang selembut pantat bayi, rambut coklat indah panjang bergelombang, terlihat seperti untaian sutra sangat lembut, bibir merah alami, bulu mata lentik, body goals, ya ampun ya ampun! ini sih Riri versi glow up, cantik abizz.

Jika Kamila melihatnya saat ini, Riri yakin anak itu akan iri tujuh turunan. Riri beralih duduk di ranjangnya menolak ajakan mandi Marry.
Riri sudah sehari semalam di sini, kenapa dia belum kembali jika ini hanya mimpi, denyutan di tangannya sangat terasa membuat Riri meragukan mimpinya.

Apa yang tengah terjadi pada dirinya, apa ini transmigrasi?, hey hey, konyol. Tapi apa iya? Mau tidak percaya pun Riri tidak bisa menjelaskan keadaannya saat ini. Tentu saja transmigrasi tidak boleh terjadi pada dirinya, jika menurut pengalaman yang Riri peroleh dari novel novel fantasy.

Jika jiwamu ber transmigrasi ke raga orang lain, berarti dirimu yang nyata telah mati.

Bagaimana mungkin dirinya Terima jika ia telah mati disana, bagaimana dengan ayah, bunda, bang Sam, Bima dan teman temannya. Bisnisnya dengan Yuda juga sedang Buming, sial sekali dirinya terjebak disini Arrgh!!.

Tapi, jika ini transmigrasi atau apapun, bukankah ada kesempatan dirinya bertemu Ryana asli, benar bisa jadi begitu, apa mereka akan bertemu di mimpi seperti kebanyakan cerita?.

Baiklah kesimpulan soal transmigrasi percayai saja dulu. Yup ayo Riri semangat kita cari jalan pulang.

Marry menatap khawatir Nonanya yang mengangguk angguk sembari mengepalkan tangannya keatas kebawah.

Sejak saat itu Riri atau Putri Ryana tidak pernah keluar dari kamarnya, untuk makan pun Marry akan mengantarnya ke kamar Ryana, Riri menghentikan segala kegiatan Ryana seperti belajar dan menolak semua guru yang datang, Riri harus punya kualitas tidur yang baik agar bisa bertemu Ryana di mimpinya.

Kabar itu sampai di telinga Theodore saat Kivandra atau Kiv sebagai tangan kanannya memberi informasi.

"Sudah 3 hari?"
"Benar Tuan, Nona sama sekali tidak keluar dari ruangannya"
"Apa anak itu sakit?" Tanya Theo acuh.
"Informasi dari maid yang bertugas Nona sangat sehat hanya saja terus tertidur"

Theo mengangkat pandangannya pada Kiv, raut khawatir terlihat samar pada ekspresi tangan kanannya itu.
"Hmm dia sehat dan menolak semua guru yang datang!" Jawaban bernada marah itu membuat Kiv menghela nafas, tujuannya mengatakan kondisi Nonanya agar setidaknya Tuannya itu sedikit khawatir pada putrinya.

Keluarga Cambridge memang bukan keluarga yang harmonis setelah kehilangan Nyonya rumah ini, kehangatan juga ikut menghilang bersama porosnya, Kiv iba melihat bayi kecil yang selalu di abaikan ikut sedih saat bayi itu sedih, hingga 17 tahun hidupnya pelukan sang ayah pun belum di rasakannya.

Kiv hanya bisa mengikuti saat Tuannya akan ke kamar Nona Ryana.

Riri yang saat itu tengah makan siang, di kejutkan dengan kunjungan Ayah Ryana, seingatnya Ayah Ryana bahkan tidak pernah berkunjung ke kamar ini.

Saat Theo masuk menatapnya dengan raut marah ia hanya diam mengaduk makanannya tak berselera lagi.
"Tidak bisakah kau menjadi berguna untuku?''
Riri mendongak menatap Theo tidak mengerti.
"Berhenti manja dan lakukan kegiatanmu, apa kau pikir otak bodohmu mendadak pintar, karena itu kau menolak guru guru itu?!"
Melihat Ryana hanya diam membuat Theo makin emosi.
"Dari awal... Aku tidak berharap apapun saat memiliki putri sepertimu"

Dada Riri seketika bergemuruh, mulut orang tua ini sungguh laknat, bisa bisa mengatakan hal jahat seperti itu pada putrinya sendiri.

"Dari awal..." Kini semua mata menatap Ryana.
"Dari awal aku memang bukan putrimu"
Theo melotot melihat Ryana berani menjawab nya.
"Apa yang sedang kau katakan!!" Bentak Theo menggelegar.
.
.
.

Voteeeeee
Next---->

Dua Dunia RiriWhere stories live. Discover now