5

5.3K 421 1
                                    

Senin 06:30 pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Senin 06:30 pagi

'Prang prang prang prang'

Suara panci yang di pukul terdengar memekakan telinga.

"Banguuuun!!! Punya anak gadis satu kebo banget kalo tidur!" Teriak Lina di pagi yang cerah ini.

Riri langsung bangun terkaget melihat Bundanya.
"Bundaa...?"
"Apa melotot melotot kamu liat Bunda, bangun! cepet sekolah''
Riri menganga melihat bundanya melenggang pergi begitu saja. Riri mengusap wajahnya kasar, apa ini? Jadi Riri cuma mimpi.

"Anjir lah padahal jadi anak Sultan" Gerutunya.
"Ririiiii mandiii!!! "
"Iyaaa buuuun! "
"Jangan teriak teriak! "
"Bunda juga teriak!"
"Ngejawab kamu?! "

Riri tidak menjawab lagi dan langsung ngacir ke kamar mandi, setelah siap Riri turun ke meja makan.

"Pagi Riri cantik" Sapa bang Sam.
"Pagi abang ganteng" Saut Riri salting di bilang cantik.
Sam terkekeh tampan, gilalah abangnya satu ini selalu tampan di berbagai suasana gak kaya yang satunya.
"Apa lo ngeliatin gue" Sewot Bima.
"Dih kepedean jurig"
"Mulut lo tu ya" Kesal Bima melotot pada Riri.
"Udah makan dulu nanti pada telat" Lerai Sam.
Selesai sarapan mereka berpencar ke mobil masing masing untuk pergi memulai aktifitas.

"Ririii tunggu! "
Riri pun melongokkan kepalanya pada jendela mobil melihat Bunda nya berlari.
"Nih bekel"
"Iih gak mau kaya anak TK aja" Tolak Riri.
"Heh gak usah protes, bawa masukin tas, biar kamu gak jajan gorengan terus, nanti radang"
Riri memasukan bekalnya dengan cemberut, padahal cireng Mpo Siti paling enak di kantin.
"Jalan pak Nur" Perintah Bunda pada pak sopir.
"Siap nyah"

Di perjalanan Riri terus memikirkan mimpinya, padahal disana terasa sangat nyata, Riri meraba pelipisnya, seharusnya ada luka disana, tapi tidak ada sama sekali, jidat Riri masih semulus pantat bayi. Mungkin memang benar itu mimpi, Riri sempat konyol memikirkan dia hidup di dalam novel yang ia baca hahaha konyol sekali. Tapi Setelah pulang ia akan memeriksa novel itu kembali.

"Nanti jemput jam berapa Non, ada eskul?" Tanya Pak Nur.
"Jam 2 pak gak ada eskul"
"Oki doki"
Riri pun keluar dari mobil.

"Ririii" Sapa Mila.
"Hai BuMil"
"Sembarangan lo, emang gue hamil"
"Orang gue panggil Bu Mila, disingkat aja" Bela Riri.
"Ya panggilan lo itu bisa menimbulkan kesalahpahaman"
"Ah lebay lo, kuy kelas"

Sampai di kelas suasana sudah ramai, bell sebentar lagi berbunyi, Riri dan Mila sudah anteng di tempat duduknya, Matematika oleh Pak Martin mengawali pagi berat di hari senin.

"Duh bebeb Martin kalo ngasih tugas gak kira kira deh" Keluh Mila.
"Kerjain yang bener biar gak remed"
"Gayaan lo kaya lo ngerti aja"
"Hehe kaga" Cengir Riri.
"Kuy visit ke Bagas" Ajak Riri.

Bagas Rahmanto, teman sekelas Riri dari kelas 11 bocah pinter pemegang rangking 3 besar pararel berturut turut seangkatan, anak miskin yang dapat beasiswa, jangan salah, Riri visit ke bagas bukan untuk membully dan minta jawaban, Riri sedang bertransaksi.

Yup Bagas jualan, jualan jawaban, gilak anak pinter emang ada aja akalnya biar jadi duit, tarifnya 10 soal 50ribu tergantung mata pelajaran, berhubung ini matematika jadi memang mahal, bisa diskon jika hari hari tertentu, jadi Bagas ini di  bilang miskin tapi kaya, duitnya banyak, perdagangan ilegal ini sudah di geluti Bagas sejak kelas 11, dia sadar bisa membuka peluang di antara cetek nya otak teman teman.

Riri dan Mila cuma beli jawaban 10 soal yang harus di kumpulkan hari ini, 10 tapi jawabannya bisa 10 lembar jadi mereka merasa tidak rugi harus bayar 50ribu dari pada harus mikir sampe kepala berasep.

"Baik anak anak tugas sudah di kumpulkan semua ya?" Tanya Pak Martin.
"Sudah" Jawab mereka serempak.
"Setelah ini jam kosong karena Pak Budi berhalangan hadir, tapi ada pesan untuk tugas Biologi halaman 43-45 di buku paket, di kerjakan ya, jangan berisik" Jelas Pak Martin Panjang Lebar.
"Baik Pak" Pak Martin mengangguk lalu keluar kelas.

"Riri..."
Riri menoleh saat Yuda memanggil.
Riri menaikan kedua alisnya seolah bertanya 'kenapa'
"Bisnis" Jawab Yuda.
.
.
.
Vote aja jangan Baper.

Dua Dunia RiriWhere stories live. Discover now