"Oh Ara toh, noh orang nya ada di dapur. Lagi bikin teh dia." Mbak Annisa menunjuk ke arah dapur menggunakan dagunya.

"Samperin gih, takut dia butuh bantuan kamu." Sambung mbak Annisa, lalu terkikik geli di akhirnya.

"Makasih mbak."

Mbak Annisa mengangguk, lalu dia meminta izin untuk pamit kembali ke depan rumah yang sedang ramai oleh tamu.

Tentu Zayn tersenyum sopan, lalu membungkukkan sedikit tubuhnya mempersilahkan mbak Annisa untuk pergi. Melihat itu mbak Annisa hanya mampu menggeleng saja.

Tidak ingin menunda waktu lagi, langsung saja Zayn menghampiri Ara di dapur yang letaknya tidak jauh dari tempat dia berdiri tadi.

Ternyata perkataan mbak Annisa benar, gadis itu sedang sibuk membuat teh yang lumayan banyak, mungkin saja teh nya untuk di berikan pada kerabat mbok Linda atau kolega bisnis kakek Rahardjo.

"Butuh bantuan?" Tanya Zayn dengan tiba-tiba.

Ara yang sebelumnya tidak merasakan pergerakan di belakangnya jadi terkejut, tubuhnya tersentak kaget, dan hampir saja dia menjatuh kan gelas yang sedang dia pegang. Tapi untung Zayn dengan cepat ikut memegang gelas itu.

"Maka nya hati-hati." Ujar Zayn. Ia meletakkan gelas itu di atas nampan.

Ara mendengus, dan menatap tajam cowok itu.

"Salah siapa jadi jelangkung, datang tak di undang pulang tak di antar."

Bukan nya tersinggung, Zayn malah tertawa receh, sampai Ara pun kaget melihat nya.

Kayaknya Zayn kemasukan setan deh_pikir Ara.

"Mulut kamu ternyata bisa pedas juga." Sindir Zayn.

Ara mematikan kompor, lalu menyajikan air itu kedalam gelas yang sudah terisi oleh teh celup.

"Bisalah!" Sewot Ara sambil melirik Zayn melalui ekor matanya.

Gengsi cerita nya, padahal hatinya udah dag dig dug seer dari tadi.

"Bukan nya mulut kamu bisanya cuma gombalin saya aja ya?" Kata Zayn dengan pede.

Mendengar itu, Ara yang sedang mengaduk teh langsung saja berkacak pinggang di hadapan Zayn. Matanya tajam setajam silet.

"Ngapain kesini? Nggak berduaan sama si Syakilla?" Sindir Ara balik, ia menatap Zayn dengan julid.

Zayn mengusap area mulutnya, lalu membuang pandangannya ke belakang, tapi tak lama dia menatap Ara kembali.

"Kamu cemburu?" Tanya Zayn sambil tersenyum menggoda.

"Jangan kepedean deh! Nggak cocok banget sama Bang Zayn Ganteng." Balas Ara, ia menatap malas ke arah Zayn.

"Jangan ngeles, muka kamu udah menjelaskan semuanya."

Ara sontak memegang wajahnya dengan gugup. "A-apaan sih? Nggak ada ya!"

"Ohh jadi bener nih nggak cemburu."

"Nggak lah ngapain Ara cemburu!"

Zayn mengangguk saja, lalu ia membalikan badannya. "Kalau gitu saya mau nemuin Syakilla dulu, mau ngajak dia pacaran." Ujar nya sambil mulai melangkahkan kakinya untuk meninggalkan dapur.

Tapi baru saja Zayn hendak melangkahkan kakinya, Ara lebih dulu menarik tangan Zayn dan mengkukung cowok itu menggunakan kedua tangannya. Zayn tentu kaget, sampai punggungnya sendiri terbentur ke lemari es.

"A-apa yang kamu lakukan." Ujar Zayn dengan gugup.

Ara tersenyum miring. "Kelihatan nya Ara lagi ngapain?" Tanya balik Ara.

Cupu Tampan Pemikat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang