36. Berbunga-bunga

345 50 7
                                    

Jika Vicky terlahir kembali, ia ingin sekali memiliki saudara kandung di hidupnya. Banyak teman-temannya yang iri terhadapnya karena terlahir sebagai anak tunggal, dimana semua yang ada di rumah secara otomatis menjadi miliknya, dan kasih sayang kedua orangtuanya pun secara penuh hanya untuknya. Namun orang-orang tersebut tidak tahu bagaimana kesepiannya Vicky ketika kedua orangtuanya bekerja, atau bagaimana ia ingin punya teman bercengkrama saat sedang di rumah. 

Berbeda 180 derajat dengan kediaman keluarga Vicky yang sunyi, di rumah Sam dan Johny justru sebaliknya. Kedua kakak beradik itu tak pernah akur barang sedetikpun, kecuali jika mama mereka sudah menyediakan camilan untuk dinikmati sembari bermain PS, maka secara otomatis kedua saudara kandung itu langsung bersikap bak saling membutuhkan satu sama lain. 

Lucu sekali. 

"Ini udah pas belum ya warnanya ya?" Tanya Johny. 

"Kurang cerah sedikit lagi mungkin?" 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kurang cerah sedikit lagi mungkin?" 

"Oke, tambahin putihnya Vic." 

Vicky mencampurkan cat berwarna merah muda tersebut dengan warna putih sesuai arahan Johny. Hari ini kedua sahabat itu memutuskan untuk menghabiskan waktu luang mereka dengan melukis diatas kanvas yang baru saja Sam beli beberapa waktu lalu. Sebenarnya pria itu membeli untuk dirinya sendiri, tapi berhubung ia sibuk dan dua adik kecil--yang satu sudah jadi pacar--nya itu tak punya hiburan selama liburan, maka ia merelakan kanvas yang baru ia beli dengan uangnya sendiri itu untuk dipakai oleh Vicky dan Johny. 

"Nanti kalau lukisannya udah jadi, Johny mau diapain lukisannya?" Tanya Vicky sembari mencampurkan beberapa warna untuk hasil karyanya itu sendiri. Sembari mengaduk warna tersebut, ia melirik ke arah Johny yang tengah sibuk menorehkan warna pada kanvas dihadapannya dengan penuh hati-hati. 

"Dipajang di kamar mungkin? Kalau Lo?" Balas Johny. 

"Sama, di pajang di kamar juga," jawab gadis itu yang langsung diangguki kepala oleh Johny, "kamar Kak Sam tapi," lanjutnya. 

Tanpa Vicky sadari, sebuah lirikan setajam silet langsung ia dapatkan dari pria nan tengah duduk disebelahnya ini. Johny masih belum terbiasa dengan kenyataan bahwa sahabatnya itu adalah kekasih kakaknya sekarang, tetapi bukan berarti ia tak bisa menerima fakta tersebut. Tentu saja melihat Vicky dan Sam yang akur adalah suatu keajaiban yang perlu disyukuri, walau terkadang ia sedikit merindukan momen dimana mereka berdua harus mengendap-endap masuk ke dalam rumah agar tidak berpapasan dengan Sam. 

"Halo pelukis-pelukis handalku! Selamat bertugas dengan baik!" 

Sebuah suara nyaring nampak datang dari lantai atas disertai kehadiran si pemilik suara yang tengah menuruni anak tangga. Tatapan tajam Johny yang tadinya mengarah kepada Vicky, kini beralih pada pria berkaos hitam dengan luaran jaket berwarna biru dongker yang baru saja menuruni anak tangga. Sam menenteng cangkir kosong dengan tangan kanannya, serta sebuah poci ditangan kirinya, tersenyum kepada mereka dengan tatapan tak bersalah karena baru keluar kamar jam 11 siang. 

MR. PRANKSTERWhere stories live. Discover now